Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Kasus Remaja Bunuh Bocah Terinspirasi Film, Seberapa Besar Pengaruh Film bagi Anak?

Kompas.com - 08/03/2020, 13:44 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan oleh seorang remaja berusia 15 tahun di Jakarta menjadi perhatian publik.

Remaja itu membunuh seorang anak berusia 5 tahun. Kasus ini pun ramai menjadi perbincangan di media sosial sejak Sabtu (7/3/2020) hingga

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan, tersangka kerap menonton film bergenre horor dan kriminal yang menampilkan sadisme.

Salah satu film yang disebutnya adalah Chucky, yang mengisahkan boneka pembunuh yang populer pada 1980-an.

Baca juga: Duga Ada Motif Selain Terinspirasi Film, KPAI Minta Polisi Telusuri Pembunuhan Bocah oleh Remaja

Bagaimana film bergenre horor dan kriminal bisa memengaruhi psikologi remaja yang menyaksikannya?

Penjelasan psikolog

Psikolog anak dan keluarga, Astrid WEN, mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak bisa terpengaruh dari tontonan film horor atau kriminal.

Faktor itu di antaranya, latar belakang anak/remaja, faktor yang bersifat genetik dan lingkungan.

Astrid menjelaskan, untuk faktor latar belakang, misalnya apakah orang tersebut memiliki riwayat mengalami kekerasan atau penolakan dalam hidupnya.

Sementara, untuk faktor genetik merupakan faktor internal atau sifat bawaan dari keluarganya.

Misalnya, ia mememiliki intensi untuk menyakiti orang lain, tidak memiliki empati terhadap makhluk lain, dan sebagainya.

Adapun, faktor lingkungan artinya apakah lingkungan tempat ia tinggal kerap melakukan kekerasan terhadap pelaku atau memperlihatkan kekerasan.

"Untuk lingkup lingkungan, bisa diketahui juga sikap dia di sekolah apakah ia melakukan tindak kekerasan, atau melakukan sesuatu yang preventif atau tidak," ujar Astrid, saat dihubungi Kompas.com, Mingu (8/3/2020).

Baca juga: Remaja Bunuh Bocah karena Terinspirasi Film, KPAI Ingatkan Peran Orangtua

Intensitas menonton

Selain itu, Astrid berpandangan, harus diihat pula seberapa sering pelaku yang melakukan kejahatan karena terinspirasi film menonton film-film itu.

"Mungkin film Chucky itu baru satu judul film yang disebutnya, atau sebelumnya dia menonton film horor itu menjadi kebiasaan atau tidak," ujar Astrid.

Menurut dia, jika pelaku mengaku sering menonton, bahkan menyukai adegan dalam film horor atau aksi kekerasan yang disaksikannya, ada indikasi gangguan mental dalam diri orang itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com