Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Para Peneliti soal Risiko Kematian karena Virus Corona...

Kompas.com - 01/03/2020, 12:59 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Orang tua, mereka yang sakit, dan laki-laki lebih tinggi risikonya meninggal jika terkena virus corona.

Sebuah analisis yang melibatkan lebih dari 44.000 kasus dari China, tingkat kematiannya sepuluh kali lebih tinggi pada orang yang sangat tua dibandingkan dengan orang paruh baya.

Angka kematian terendah berada pada orang berusia di bawah 30 tahun, di mana tercatat adanya 8 kematian dalam 4.500 kasus.

Selain itu, kasus kematian setidaknya lima kali lebih biasa terjadi di antara penderita diabetes, tekanan darah tinggi, serta orang dengan masalah jantung atau pernapasan.

Bahkan, jumlah kematian sedikit lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan wanita.

Semua faktor ini berinteraksi satu sama lain dan peneliti belum mempunyai gambaran lengkap risiko bagi setiap orang di setiap lokasi.

Baca juga: Update Terbaru Corona: Tembus 56 Negara, 85.178 Kasus dan 2.923 Orang Meninggal

Sekelompok pria berusia 80 tahun di China bisa mempunyai risiko yang sangat berbeda dengan pria berusia sama di Eropa atau Afrika.

Prognosis juga tergantung pada perawatan yang didapatkan. Pada gilirannya, ini tergantung pada apa yang tersedia dan tingkat epideminya.

Apabila epidemi mulai, maka sistem perawatan kesehatan dapat dibanjiri dengan kasus yang hanya ada begitu banyak unit perawatan intensif atau ventilator yang tersedia di area tertentu.

Apakah corona lebih berbahaya daripada flu?

Peneliti tidak dapat membandingkan angka kematian di antara keduanya karena banyak orang dengan gejala flu ringan memilih untuk tidak mengunjungi dokter atau pusat kesehatan.

Hal ini menyebabkan tidak diketahui berapa banyak kasus flu atau virus baru setiap tahunnya.

Akan tetapi, flu bisa menyebabkan kematian di Inggris seperti saat musim dingin.

Seiring peningkatan data, para ilmuwan akan mengembangkan gambaran yang lebih jelas tentang siapa yang paling berisiko jika wabah virus corona tiba di Inggris.

Sebelumnya, WHO telah menyarankan untuk melindungi diri dari semua virus yang mengganggu organ pernapasan dengan mencuci tangan, menghindari orang yang batuk dan bersin, serta berusaha untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut.

Baca juga: Irlandia Laporkan Kasus Pertama, Daftar 25 Negara Eropa Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Tren
Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Tren
Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com