Namun, panti tersebut kemudian dipindahkan ke Pulau Purmerend lantaran kekhawatiran terhadap bahaya penularannya.
Pulau Pulmerend sendiri merupakan nama Pulau Bidadari pada zaman dahulu.
Di pulau ini juga terdapat Benteng Martello, benteng yang dipakai Belanda untuk melakukan pengawasan sekaligus sebagai tempat pertahanan dari serangan musuh.
Pulau tersebut pernah dihancurkan Inggris bersama dengan pulau-pulau di sekitarnya.
Jika dahulu Pulau Bidadari dikenal sebagai pulau sakit, kini Pulau Bidadari merupakan pulau resort yang cantik dengan beberapa penginapan berbentuk cotage yang terapung di atas laut.
Pulau Cipir masih memiliki reruntuhan bangunan masa lalu.
Pada zaman Belanda sekitar tahun 1911-1933, Pulau Cipir digunakan sebagai lokasi karantina haji.
Melansir dari Kompas.id, 5 Oktober 2019, karantina itu dilakukan bagi jemaah yang baru pulang dari Arab Saudi dengan pertimbangan agar mereka tak membawa penularan penyakit masuk ke Batavia.
Di pulau ini masih terlihat bekas-bekas tembok pemisah setiap kamar, bekas kamar mandi hingga barak penampungan.
Pada masa kolonial, VOC menjadikan Pulau Onrust sebagai lokasi galangan kapal dan pergudangan yang dilengkapi dengan benteng pertahanan awal Batavia.
Pulau ini disebut dengan pulau yang tak pernah beristirahat atau dalam bahasa Belanda berarti ‘onrust’ dan Inggris ‘unrest’.
Memasuki abad 20, pulau ini beralih fungsi menjadi sanatorium TBC.
Selain itu, Pulau Onrust juga menjadi lokasi rumah sakit karantina haji seperti halnya Cipir.
Namun, karantina kemudian dipindah ke Tanjung Priok dan Onrust dialihfungsikan sebagai lokasi tahanan politik dan kriminal tahun 1933-1949.
Pemberitaan Kompas.com, 11 Oktober 2019, menuliskan, pada 1960-1965 Pula Onrust dimanfaatkan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis, serta juga dimanfaatkan untuk latihan militer.
Pulau ini sempat terbengkalai, dan pada tahun 1968 terjadi pembongkaran dan penjarahan bangunan secara besar-besaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.