Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Anjing dan Kucing di Indonesia Disorot di Eropa

Kompas.com - 24/01/2020, 19:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu terkait perdagangan daging anjing dan kucing di Indonesia mendapat sorotan.

Sorotan itu muncul dalam sebuah diskusi intergroup untuk kesejahteraan dan konservasi hewan di Perlemen Eropa yang digelar di Perancis, Kamis (16/01/2020).

Dalam diskusi tersebut, Pendiri dan Direktur Forderverein Animal Hope and Wellness e.V Germany, Sebastian Margenfeld, menyampaikan mengenai kesejahteraan hewan di Indonesia.

Ia menyoroti tentang aksi pencurian hewan peliharaan, hewan yang dikurung, hewan yang harus ikut dalam perjalanan panjang, dan proses pembantaian yang kejam yang membuat daging hewan menjadi tak higienis.

Sebastian menyampaikan besarnya risiko rabies yang muncul yang bisa menyebabkan kematian pada manusia terkait hal tersebut.

Ia juga menyampaikan soal pencurian hewan peliharaan serta transportasi ilegal antarprovinsi, kota dan pulau.

"Saya juga menunjukkan dokumentasi satu menit tentang apa yang sedang terjadi di Indonesia dan semua politisi sangat terkejut. Beberapa dari mereka meneteskan air mata," ujar Sebastian dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (23/01/2020).

Baca juga: Saran Komunitas Pecinta Hewan soal Penanganan Hewan Liar di DKI

Lihat langsung

Para politisi Intergroup mempertanyakan bagaimana bisa suatu negara dan pemerintah membiarkan perdagangan yang begitu berbahaya dan kejam.

"Saya mengatakan kepada mereka bahwa itulah yang perlu kita tanyakan kepada duta besar dan Presiden Indonesia," ujar Sebastian.

Dalam diskusi tersebut diikuti politisi yang memiliki peran dalam sektor seperti pariwisata, perdagangan dan keamanan pangan.

Mereka mengharapkan masalah tersebut akan terus disorot oleh Parlemen Indonesia dan Eropa tiap ada kerja sama.

Nantinya, Parlemen Eropa akan membuat konferensi lebih besar pada Maret 2020 untuk membahas perdagangan daging anjing dan kucing Indonesia yang berbahaya dan kejam.

"Kami akan mengundang Duta Besar Indonesia," ujarnya.

Anggota Parlemen Eropa pada Desember 2019 sempat melihat langsung perdagangan anjing dan kucing di Indonesia.

Baca juga: Tempat Ini Beri Peluang Pecinta Binatang Adopsi Kucing Gratis

Mereka di antaranya Sandra Gabrielle yang merupakan representasi dari Anggota Parlemen Eropa (Member of European Parliament/MEP), Prof. Dr. Klaus Buchner (MEP), Tilly Metz (MEP) dan Stefan Bernhard Eck (MEP).

Sandra juga ditemani oleh Sebastian Margenfeld (Förderverein Animal Hope & Wellness e.V.), Davide Acito (Action Project Animal), Anne Parengkuan Supit (Animal Friend Manado Indonesia) berkunjung ke Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.

Dalam kunjungan tersebut mereka melakukan investigasi lapangan serta bertemu dengan pemerintah daerah, dan berdiskusi mengenai solusi permasalahan ini.

Perdagangan dalam jumlah besar

Perdagangan daging anjing di Jawa Tengah dilaporkan terjadi dalam skala yang cukup besar. Berbanding lurus dengan jumlah anjing yang diperdagangkan, berkisar antara 13.000-14.200 ekor per bulan tergantung pasokan.

Sedangkan DIY jumlah anjing yang diperdagangkan mencapai 900-1.400 ekor per bulan.

Adapun kegiatan perdagangan terbesar terjadi di Surakarta dan sekitarnya (Solo Raya) yang mencapai 75 persen.

Sementara itu, pasokan anjing sebagian besar didatangkan dari Jawa Barat (70 persen), Jawa Timur dan Bali (20 persen) serta pasokan lokal Jawa Tengah (10 persen).

Anjing-anjing tersebut berasal dari berbagai asal muasal, pencurian pasar gelap di Jawa Barat serta sebagian berasal dari pembiak anjing ras yang menjual anjing cacat.

Untuk Sulawesi Utara, perdagangan daging anjing dan kucing terjadi dalam jumlah besar mencapai 8.700 ekor per minggu untuk anjing dan kucing lebih banyak lagi.

Baca juga: Animal Anology, Inovasi Pintar Mahasiswa UGM untuk Hewan Peliharaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com