Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Batu Empedu Diduga Boba, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 23/01/2020, 18:37 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Biasanya nyeri tersebut dapat menjalar ke punggung belakang.

Sementara itu, peradangan pada kantung empedu (karena adanya batu empedu) yang berlangsung tiba-tiba atau akut, dapat merupakan ciri peradangan ringan atau peradangan berat.

"Pada kondisi yang berat, infeksi bisa saja selain mengenai kandungan empedu juga bisa mengenai pankreas, bahkan bisa terjadi infeksi luas dan sistemik yang dapat membahayakan jiwa," imbuh dia.

Baca juga: Mengenal EVALI, Penyakit Paru Misterius akibat Rokok Elektrik

Penyebab batu empedu

Sementara itu, Ari menjelaskan bahwa semakin tinggi umur maka semakin tinggi risiko terkena batu empedu.

Biasanya batu empedu mulai berisiko di usia 40 tahun.

"Risiko terjadinya batu kantung empedu antara lain obesitas, diabetes mellitus, pasien dengan sindrom metabolik yaitu dengan obesitas, kadar kolesterol HDL yang rendah, trigliserida yang tinggi, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi," katanya lagi.

Tidak hanya itu, ada faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang terkena batu kantung empedu, seperti memiliki riwayat keluarga dengan batu kantung empedu, diet tinggi lemak dan tinggi kolesterol dan rendah serat.

"Ternyata penurunan berat badan yang mendadak juga bisa menyebabkan terbentuknya batu kantung empedu," kata Ari.

Baca juga: Godfrey Gao Meninggal karena Gagal Jantung, Pahami Jenis Penyakit Ini

Pengobatan batu kantung empedu

Terkait pengobatan, pasien dengan peradangan batu kantung empedu dalam kategori ringan (tanpa keluhan) biasanya tidak perlu melakukan operasi.

Adapun pengobatan pada batu empedu yang tunggal dan kecil (diameter kurang dari 1,5 cm) cukup dengan diet dan obat-obatan.

Obat-obatan yang diberikan yaitu obat yang bekerja melarutkan batu kolesterol yaitu ursodeoxycholic acid (UDCA).

Pada umumnya obat ini diberikan selama 3 bulan.

Sementara, pada kasus peradangan batu empedu dengan kategori berat atau memerlukan operasi, saat ini sebagian besar RS menerapkan teknik laparaskopi untuk pengangkatan kantung empedu tersebut.

"Melalui teknik ini masa rawat menjadi pendek, komplikasi pasca-operasi menjadi minimal," imbuh dia.

Lebih lanjut, pihaknya juga mewanti-wanti bagi pasien yang sudah dioperasi kandung empedunya. Pasalnya dengan tidak menjaga asupan makanan maka bisa saja terbentuk pasir dan batu pada saluran empedunya walau kandung empedunya sudah diangkat.

Baca juga: Mengenal Penyakit Pneumonia dan Faktor Risikonya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com