Salah satu anggota panitia perayaan Imlek setempat, Ferry mengaku gembira bisa menampilkan barongsai kembali.
"Kami hanya latihan dua minggu. Pemainnya macem-macem. Ada yang Budha, Kristen, dan juga Islam," katanya.
Sementara itu, beberapa kelenteng besar yang ada di Semarang, seperti Kelenteng Gedung Batu, Kelenteng Tae Koh She, dan Kelenteng Sio Hok Bio di Wotgandul, tak henti-hentinya dipadati oleh warga Tionghoa untuk bersembahyang.
Di Pontianak, guyuran hujan sehari sebelum perayaan Imlek tidak menyurutkan niat warga Tionghoa kota itu untuk bersuka cita.
Bahkan Gubernur Kalbar, H Aspar Aswin, secara khusus menyampaikan pidato penyambutan Imlek 2551 yang ditayangkan melalui TVRI Stasiun Pontianak.
Keluarga keturunan Tionghoa di daerah-daerah pedesaan tampak berjalan beriringan untuk berkunjung ke rumah-rumah familinya masing-masing dengan mengenakan baju baru.
Tampak juga keluarga mereka yang bekerja dan berusaha di Jakarta berdatangan dengan menggunakan kendaraannya masing-masing.
Di Taman Impian Jaya Ancol, pengelola menghiasi jalan masuk dengan lentera merah kuning, umbul-umbul merah, serta menyeragamkan petugas tiketnya dengan kostum warna merah dan kuning menyala.
Di Ancol dan Hotel Horison, pengelola tempat itu memasang spanduk besar bertuliskan Selamat Imlek 2551.
Imlek tahun 2000 merupakan momen bersejarah bagi warga Tionghoa Indonesia.
Kebijakan Gus Dur untuk menghapus diskriminasi kepada warga Tionghoa pun bisa dirasakan manfaatnya hingga detik ini.
Baca juga: Alasan Gus Dur Menghapus Jabatan Wakil Panglima TNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.