Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kerajaan Fiktif, Mengapa Masyarakat Mudah Percaya dan Tergoda Jadi Anggotanya?

Kompas.com - 18/01/2020, 14:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam pekan ini, masyarakat dihebohkan dengan munculnya sejumlah keraton atau kerajaan fiktif di sejumlah wilayah Indonesia.

Adapun keraton atau kerajaan fiktif tersebut tersebar di sejumlah wilayah, mulai dari Keraton Agung Sejagat di Purworejo, hingga Sunda Empire di Bandung.

Sementara kabar perihal keberadaan Kerajaan Djipang dibentuk untuk keperluan pariwisata daerah, sementara Sunda Empire masih dalam penyelidikan kepolisian.

Diketahui, Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan tipu-tipu yang dicetus oleh Toto Santoso Hadiningrat selaku Raja Keraton Agung Sejagat dan Fanni Aminadia selaku Ratu Keraton Agung Sejagat.

Keduanya saat ini terjerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.

Diketahui jumlah anggota Keraton Agung Sejagat juga tidak sedikit. Setidaknya ada 450 orang bergabung dalam keraton palsu ini.

Baca juga: Mengapa Keraton Agung Sejagat Muncul di Purworejo?

Konsep Ratu Adil

Lantas, apa yang menyebabkan banyak masyarakat tergiur menjadi anggota Keraton Agung Sejagat?

Sosiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menjelaskan bahwa masyarakat yang mau menjadi anggota Keraton Agung Sejagat (KAS) merupakan masyarakat yang memiliki mental irasional.

Mental irasional yang dimaksud adalah masih terpatrinya ingatan tentang Ratu Adil yang akan datang di masa mendatang.

"Orang-orang di Jawa itu masih ada konsep Ratu Adil akan datang, konsep masa depan akan datang. Nah konsep seperti itu yang kelihatannya dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu," ujar Bagong saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).

Menurut Bagong, adanya kerajaan abal-abal juga termasuk dalam memodifikasi budaya setempat.

Dengan begitu, raja dari kerajaan abal-abal itu dapat memanipulasi pikiran-pikiran masyarakat tertentu.

"Untuk menyumbang uang, kan ketahuan kalau utangnya miliaran dan warga disuruh bayar dengan janji-janji masa depan, jabatan, yang kelihatannya terjadi," katanya lagi.

Baca juga: Mengenal Desa-Desa Fiktif Penerima Dana Desa...

Membedakan keraton asli dengan palsu

Sementara itu, Bagong mengungkapkan bahwa sebagian masyarakat ingin menjadi anggota Kerajaan Agung Sejagat dikarenakan mereka ingin masuk dalam lingkaran kelompok orang yang dihormati karena status sosialnya.

"Seperti saat kita membaca berita keluarga kerajaan Inggris yang menikah, itu ditayangkan di seluruh dunia yang menggambarkan rasa penasaran terhadap keluarga-keluarga yang eksklusif ini," ujar Bagong.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Cara Daftar PPDB Online Jakarta 2024, Pilih Sekolah di ppdb.jakarta.go.id

Tren
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur, Konflik Berpotensi Semakin Memanas

Tren
Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Jadwal Indonesia Vs Filipina 11 Juni 2024, Pukul Berapa?

Tren
Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Tren
9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

Tren
Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Tren
Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Tren
Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Tren
5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi 'Online'

5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi "Online"

Tren
Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Tren
BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

Tren
Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Tren
Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Tren
Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi 'Online'

Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi "Online"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com