Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Keraton Agung Sejagat, 4 Kelompok Ini Juga Sempat Bikin Heboh

Kompas.com - 14/01/2020, 20:00 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

Kerajaan Ubur-Ubur

Kerajaan yang mencuat Agustus 2018 ini berada di Kampung Sayabulu, Serang, Banten. Lokasinya berada di rumah milik pasangan AS dan AC.

Mengutip pemberitaan Kompas.com (16/08/2020), ada 12 anggota kerajaan yang diamankan polisi.

Pengamanan itu dilakukan karena warga setempat yang merasa resah menyaksikan kegiatan zikir malam yang berbeda dari ajaran Islam pada umumnya.

Gerakan Fajar Nusantara

Awal 2016, beberapa orang di daerah berbeda tiba-tiba hilang misterius. Setelah dilakukan penyelidikan mengerucut pada organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)

Dari pemberitaan Kompas.com (13/01/2020) Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) di Kejaksaan Agung, Selasa (12/1/2016) menjelaskan bahwa awalnya Gafatar bernama Al-Qiyadah al-Islamiyah.

Gerakan itu adalah sebuah aliran kepercayaan di Indonesia yang menggabungkan ajaran Al Quran, Alkitab Injil dan Yahudi, serta wahyu yang diklaim turun kepada pimpinannya.

"Aliran ini didirikan dan dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq alias Abdusalam yang menyatakan dirinya nabi atau mesias," kata Jaksa Agung Muda Intelijen Adi Toegarisman di Kompleks Kejaksaan Agung, Rabu (13/1/2016).

Baca juga: Terjunkan Intelijen, Polisi Cari Tahu Motif hingga Sejarah Berdirinya Kelompok Keraton Agung Sejagat di Purworejo

Mengapa ada yang percaya dan jadi pengikutnya?

Munculnya kelompok-kelompok seperti ini yang memiliki banyak pengikuti memunculkan pertanyaan, mengapa banyak yang percaya sehingga ada pengikutnya?

Fenomena munculnya kerajaan dan kelompok-kelompok dengan sosok juru selamat atau messias, pernah disinggung oleh budayawan Romo Sindhunata di Harian Kompas, 31 Juli 2009.

Menurut Romo Sindhu, sikap kecewa dan putus asa bisa menggiring masyarakat pada gerakan sosial yang memercayai hadirnya juru selamat atau Messias.

”Juru penyelamat dipercayai menjadi cahaya terang yang menuntun masyarakat pada era baru,” katanya.

Lebih lanjut, Sindhunata mengatakan, fenomena messianisme terkadang berada di luar akal sehat.

Hal itu ditunjukkan dengan munculnya keyakinan baru seperti Lia Eden dengan God’s Kingdom atau kerajaan Tuhan, Imam Solihin bersama kelompok Satria Piningit Weteng Buwono, dan muncul sosok Ponari si dukun cilik dari Jombang.

Semua aliran itu berhasil menyedot massa. Penganutnya cukup banyak. Sosok Ponari, misalnya, bahkan sempat memakan korban karena terlalu banyaknya pengunjung yang berobat ke rumahnya.

Kalau dipikir dengan nalar sehat, keberadaan batu geledek tidak mungkin bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Toh masyarakat tak peduli. Mereka tetap datang dan datang lagi.

(Sumber: Penulis: Rima Wahyuningrum | Editor: Egidius Patnistik/Michael Hangga Wismabrata/Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com