Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Misterius di Hong Kong Bangkitkan Kembali Kekhawatiran terhadap SARS

Kompas.com - 04/01/2020, 18:31 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Hong Kong telah meningkatkan level tindakan menjadi serius setelah adanya kekhawatiran besar terhadap penyakit menular misterius di negara tersebut.

Ada lima kasus yang dilaporkan terkait virus pneumonia yang juga menginfeksi setidaknya 44 orang di Wuhan, barat kota pedalaman Shanghai, sekitar 900 kilometer utara Hong Kong.

Melansir The Guardian, wabah yang muncul bulan lalu ini telah membawa kembali ingatan pada wabah SARS tahun 2002-2003.

Wabah SARS saat itu mulai menyebar di China selatan dan membunuh lebih dari 700 orang di Hong Kong dan sekitarnya.

Tingkat respons serius yang mulai diberlakukan pada Sabtu (4/1/2020) menunjukkan adanya dampak moderat pada 7,5 juta populasi Hong Kong.

Respons ini berada pada tingkat kedua dari 3 tingkat yang ditetapkan pemerintah dalam merespons penyakit menular untuk kasus yang belum diketahui.

Tindakan pemeriksaan

Departemen Kesehatan setempat menambahkan sistem pencitraan thermal di Bandara Hong Kong pada Jumat (3/1/2020) untuk memeriksa suhu para pendatang.

Selain itu, dilakukan penambahan petugas untuk memeriksa suhu di stasiun kereta cepat West Kowloon.

Wali Kota Carrie Lam mengunjungi stasiun kereta pada Jumat (3/1/2020) untuk meninjau langkah-langkah pemeriksaan kesehatan, meminta orang-orang yang memiliki gejala pernapasan untuk memakai masker, mencari bantuan medis, dan memberi tahu dokter atas keberadaan mereka. 

Komisi Kesehatan Wuhan menyatakan, 11 dari 44 orang yang didiagnosa pneumonia mengalami kondisi kritis hingga Jumat (3/1/2020). 

Semua pasien tersebut dirawat di dalam isolasi. Sementara, 121 orang yang melakukan kontak dengan mereka sebelumnya, juga berada di bawah pengamatan.

Sebagian besar kasus tersebut telah ditelusuri ke pasar makanan laut di pinggiran Wuhan.

Di tempat tersebut, dilaporkan kemungkinan terdapatnya hewan liar yang dapat membawa virus berbahaya bagi manusia. 

Komisi menyatakan bahwa pasar tersebut kini telah didesinfeksi.

Gejala wabah

Berdasarkan keterangan Komisi sebagaimana dikutip The Guardian, gejala paling umum dari wabah yang tersebar ini adalah demam, dengan napas pendek-pendek serta infeksi paru-paru pada sebagian kecil kasus.

Selain itu, tidak ada indikasi yang jelas tentang adanya penularan manusia ke manusia dalam penyakit ini. 

Kasus terbaru di Hong Kong terjadi pada dua orang perempuan berusia 12 tahun dan 41 tahun. 

Keduanya diketahui mengunjungi Wuhan dalam kurun waktu 14 hari terakhir. Akan tetapi, dua perempuan tersebut tidak mengunjungi pasar makanan. 

Hingga kini, mereka berada pada kondisi yang stabil dan masih dirawat di isolasi Princess Margaret Hospital. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com