Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Korban Banjir Jakarta Meninggal karena Hipotermia, Ini Tips Pencegahannya

Kompas.com - 02/01/2020, 19:23 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan adanya tiga warga Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur yang meninggal akibat terserang hipotermia saat banjir Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Tiga korban tersebut yakni, M Ali (82), Siti Hawa (72), dan Willi Surahman.

Lantas apa itu hipotermia dan bagaimana cara mengatasinya?

Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB mengungkapkan hipotermia merupakan keadaan suhu tubuh yang turun drastis sampai 35 derajat celsius dari suhu normal yakni 37 derajat celsius.

Saat disinggung terkait adanya korban jiwa akibat hipotermia, menurutnya sangat bisa terjadi.

"Ya karena hujan dan terkurung banjir sehingga suhu udara dingin, belum lagi mereka bisa saja masih terkena hujan yang membuat bajunya basah yang memperburuk suhu tubuh turun," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/1/2020).

Untuk menghindari kondisi hipotermia, pihaknya menyarankan kepada korban banjir agar selalu menggunakan pakaian yang kering dan bersih supaya tubuh tidak langsung kontak dengan udara dingin.

Baca juga: Banjir Jakarta Dikabarkan Mulai Surut, Ini Penyakit yang Perlu Diwaspadai

Konsumsi air

Selain itu, dengan memakai pakaian yang kering dan bersih membuat kulit tidak kering dan tidak menimbulkan luka.

Terlebih bibir dan lubang hidung peka terhadap suhu dingin

"Bibir dan lubang hidung juga diusahakan untuk selalu diolesi krim tentunya krim yang diperuntukkan untuk bibir dan hidung agar bibir tidak kering dan tidak menimbulkan luka yang akhirnya mengurangi nafsu makan," kata dia.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya hipotermia yakni dengan minum yang cukup, agar tubuh tidak kekurangan cairan yang nantinya akan memperburuk kesehatan akibat udara dingin.

"Saat udara dingin, kita cenderung tidak haus dan menghindari minum. Jika air seni menjadi lebih keruh hal ini menandakan bahwa tubuh kita kekurangan konsumsi air," ujar dia.

Terkait konsumsi air, Ari mengimbau agar masyarakat menghindari minuman yang mengandung kafein.

Sebab, minuman dengan kafein secara berlebihan seperti kopi atau minuman bersoda justru akan memperberat dehidrasi dan mengakibatkan tubuh menjadi tidak tahan terhadap suhu dingin.

Baca juga: Lebih dari 35.000 Orang Mengungsi akibat Banjir Jakarta

Pindahkan ke lokasi kering

Tak hanya upaya pencegahan dengan minuman, upaya lain yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya hipotermia antara lain, berpindah ke tempat yang lebih hangat dan kering.

Hal ini juga dapat diterapkan ketika Anda menemukan seseorang yang mengalami hipotermia.

"Pindahkan orang itu ke lokasi yang lebih hangat dan kering, misal ke dalam ruangan yang baik dan tertutup jika memungkinkan," kata Ari.

Apabila orang dengan hipotermia tersebut tidak dapat dipindahkan dari kedinginan, maka lindungi orang itu dari suhu dingin dan angin dengan cara menyelimuti dengan selimut tebal atau jaket tebal yang kering.

Ketika menutupi tubuh orang itu dengan selimut tebal, usahakan agar tidak menutupi area wajah.

Di sisi lain, jika korban masih dalam keadaan sadar, berikan minuman hangat dan bukan mengandung kafein.

Baca juga: Berikut Analisis Ahli Hidrologi UGM soal Banjir Jakarta di Awal Tahun 2020

Hal yang dihindari

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk penanganan orang dengan hipotermia, seperti jangan menghangatkan tubuh mulai dari tangan dan kaki, karena dapat menimbulkan syok pada korban.

Kemudian, hindari memijat pada bagian kaki dan tangan, jangan merendam tubuh korban dengan air hangat atau panas, dan jangan berikan alkohol pada korban.

Tak hanya itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah hindari menempelkan koyo atau kompres panas di sejumlah bagain tubuh, seperti dada, ketiak, leher, dan pangkal paha.

Hal ini dikarenakan menimbulkan luka bakar di tubuh korban.

Baca juga: Banjir Jakarta, Berikut Lokasi Posko Kesehatan yang Dapat Dimanfaatkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com