KOMPAS.com - Gerhana matahari cincin (GMC) akan melewati setidaknya 25 kabupaten/kota di Indonesia.
Fenomena astronomi ini terjadi karena posisi matahari, bulan, dan bumi tepat segaris.
Piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dibanding dengan piringan matahari.
Saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggir.
Kepala Biro Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana mengatakan, puncak gerhana akan dimulai di Sinabang, Aceh.
Baca juga: 25 Lokasi di Indonesia yang Dilewati Gerhana Matahari Cincin Hari Ini
Waktu puncak diperkirakan paling awal di Sinabang, Aceh, pada pukul 11.55 WIB.
"Waktu puncak GMC paling awal di Sinabang, Aceh pukul 11.55 WIB," kata Taufan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/12/2019).
Taufan mengatakan, puncak gerhana matahari cincin ini diprediksi berakhir di Tanjung Redep, Kalimantan Timur pukul 14.10 WITA.
Ia menjelaskan, terdapat lima fase gerhana, yaitu
Taufan menegaskan, fenomena GMC tidak dibolehkan untuk dilihat dengan mata telanjang.
"Jangan mengamati GMC dengan mata tanpa menggunakan penapis cahaya, karena bisa menyebabkan kerusakan mata hingga kebutaan," ujar dia.
Baca juga: Tips Aman Mengamati Gerhana Matahari Cincin 2019
Masyarakat yang ingin menyaksikannya, dapat menggunakan kacamata yang menggunakan filter khusus untuk melihat Matahari.
"Jangan menggunakan kacamata hitam biasa segelap apa pun warna lensanya, film foto, film rontgen, atau alat optik apapun tanpa filter Matahari," kata Taufan.
Adapun, berikut 4 alat yang bisa digunakan untuk melihat gerhana matahari cincin dengan aman:
1. Kacamata Matahari
2. Kamera Pinhole
3. Binokulat Teleskop
4. Kamera DSLR