Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Instalasi Pisang Dilakban Terjual Rp 1,68 Miliar, Ini Kisahnya

Kompas.com - 07/12/2019, 08:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah pisang yang ditempel di dinding menggunakan lakban tengah ramai diperbincangkan di media sosial pada Jumat (6/12/2019).

Pasalnya, karya seniman Italia, Maurizo Cattelan, ini terjual senilai 120.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,682 miliar di Art Basel Miami Beach.

Art Basel merupakan festival internasional yang dikenal untuk menarik perhatian selebritas dan tokoh seni dunia untuk mencari karya baru yang inovatif.

Adapun festival ini diadakan di tiga kota berbeda tiap tahunnya, yakni Basel di Swiss; Miami Beach , Florida; dan Hong Kong, China.

Dilansir dari CNN, karya Cattelan ini dipamerkan dalam bentuk instalasi oleh Perrotin, sebuah galeri seni kontemporer di Paris yang telah memiliki hubungan panjang dengan seniman Italia itu.

Baca juga: Viral Pengawal Ambulans Ditilang Polisi, Bagaimana Aturannya?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

The talk of the town in Miami right now is Maurizio Cattelan’s “Comedian,” a banana ???? duct taped to the wall. Two have already sold for $120,000 at Perrotin ???? read more, including about the banana my husband, @nnddmmyy, hung on his dorm wall for two years, on Artnet News, link in bio @artnet @galerieperrotin @mauriziocattelan @artbasel #art #conceptualart #banana #sculpture #artbasel #artbaselmiamibeach #artbaselmiami #artfair #artgallery #artwork #whatisart #isthisart #miami #miamibeach #florida #miamiflorida #mauriziocattelan #perrotin #galerieperrotin #artist #bananapeel #ducttape #artnetnews #artcollector #vippreview #artjournalism #artjournalist #openingday #artgallery #gallery #artworld

A post shared by Sarah Cascone (@sarahecascone) on Dec 4, 2019 at 3:45pm PST

Pihak Perroti menyampaikan bahwa ini adalah kontribusi pertama Cattelan ke pameran seni dalam 15 tahun.

Karya pisang berlakban ini berjudul "Komedian" .

Diketahui, pisang yang dilakban ini diperoleh dari toko makanan Miami.

Sebelum penjualan, pendiri galeri Perrotin, Emmanuel Perrotin mengungkapkan bahwa pisang merupakan simbol perdagangan global, tujuan ganda, serta perangkat klasik untuk humor.

Ia juga menambahkan bahwa seniman mengubah benda-benda duniawi menjadi wahana dari rasa senang dan kritik.

Hal yang menjadi perhatian bagi calon pembeli, yakni tidak ada instruksi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan jika pisang tersebut mulai membusuk.

Ide dari setahun lalu

Menurut keterangan resmi dari Galeri Perrotin, seniman itu pertama kali muncul dengan ide pisang dilakban itu sejak setahun yang lalu.

"Saat itu, Cattelan memikirkan sebuah patung yang berbentuk seperti pisang," ujar Perrotin.

"Setiap kali dia berpergian, dia membawa pisang dan menggantungnya di kamar hotelnya untuk mencari inspirasi. Dia membuat beberapa model: pertama dalam resin, kemudian dalam perunggu dan perunggu dicat (sebelum) akhirnya kembali ke ide awal pisang yang nyata," lanjut dia.

Cattelan dikenal karena patung yang menantang budaya populer.

Salah satu karya seni Cattelan yang populer, yakni toilet emas 18 karat senilai sekitar Rp 84,156 miliar.

Adapun karya toilet ini diberi nama "Amerika" telah menjadi bagian dari pameran Cattelan, "Kemenangan Bukan Suatu Pilihan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com