Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Tempe Kedelai Kuning Lebih Baik Dibanding Kedelai Putih

Kompas.com - 06/12/2019, 05:41 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, viral sebuah unggahan mengenai tempe yang dibuat dari kedelai lokal dan impor.

Unggahan itu menyebutkan bahwa tempe dengan kedelai impor tidak baik untuk kesehatan.

Narasi yang beredar

Unggahan dilengkapi foto tempe berbalut daun pisang dengan plastik, di mana kedelai pada tempe tersebut berbeda satu sama lain.

Tempe yang dibalut daun pisang kedelainya berwarna lebih kuning dibandingkan dengan yang diplastik.

Tangkap layar informasi yang menyebar viral di media sosial mengenai tempe dengan kedelai kuning lebih baik daripada tempe kedelai putih.Tangkap Layar Facebook Tangkap layar informasi yang menyebar viral di media sosial mengenai tempe dengan kedelai kuning lebih baik daripada tempe kedelai putih.
Narasi yang beredar menyebutkan, tempe berkedelai kuning dan putih mempunyai nutrisi berkebalikan.

Tempe dengan kedelai putih disebut produk GMO atau Genetically Modified Organism (GMO).

Pemberian produk GMO atau transgenik kepada hewan pengerat menunjukkan kerusakan sel, munculnya penyakit, bahkan risiko kematian lebih tinggi.

Penelusuran Kompas.com

Benarkah informasi tersebut?

Pembina Petani dan Peneliti Kedelai Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Atris Suyantohadi menjelaskan, di Indonesia terdapat dua jenis kedelai, yaitu kedelai lokal dan impor.

Kedelai impor terbagi menjadi dua, yaitu kedelai impor murni atau non-transgenik dan kedelai impor transgenik atau mengalami modifikasi/rekayasa genetik.

"Kedelai lokal Indonesia yang ditanam petani itu rata-rata kedelai yang berwarna kuning. Tapi ada juga kedelai hitam yang sering dipakai untuk kecap," kata Atris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/12/2019).

Ia mengatakan, tempe yang memakai kedelai lokal belum tentu akan berwarna kuning.

"Kalau menggunakan kedelai lokal, kedelai varietas kuning diolah menjadi tempe bisa jadi warnanya hampir sama. Tapi, tidak terus menunjukkan kedelai lokal warnanya kuning, kedelai impor warnanya putih. Tidak," ujar Atris.

Meski demikian, kedelai di pasaran juga ada yang menggunakan kedelai impor.

Atris memaparkan, uji laboratorium menunjukkan kedelai lokal memang tidak mengalami modifikasi/rekayasa genetik.

Sementara itu, kedelai impor transgenik atau mengalami rekayasa genetik dengan kedelai non-transgenik mempunyai perbedaan harga.

"Dari sisi harga, dua jenis kedelai ini beda. Kedelai transgenik lebih murah dibandingkan kedelai non-transgenik," ujar Atris.

Tempe yang dibuat dari kedelai lokal dengan impor secara tampilan memang sulit dibedakan.

Namun, bisa dibedakan dari sisi rasa.

"Sisi rasa bisa untuk parameter membedakanya. Tempe kedelai lokal terasa lebih kuat rasa kedelainya, lebih gurih rasa kedelainya dan juga lebih fresh," kata dia.

"Jika dari penampakan, agak sulit untuk membedakan tempe kedelai lokal atau tempe kedelai impor. Kecuali yang terlatih. Jika ingin kepastian lebih detail, dengan uji labroratorium," lanjut dia.

Efek kedelai transgenik

Meskipun belum ditemukan kasus bahwa kedelai transgenik menyebabkan penyakit tertentu, produk transgenik atau yang mengalami rekayasa unsur pangan dalam jangka waktu panjang dapat memicu munculnya penyakit karsinogenik seperti tumor, miyom, dan kanker.

"Mungkin bukan transgenik semata, tapi bisa sebagai memicu," tuturnya.

Lambat laun, penyakit karsinogenik di Indonesia semakin meningkat volumenya.

Oleh karena itu, selain untuk mendukung petani, menggunakan tempe berbahan kedelai lokal juga diklaim lebih baik.

Pemerintah telah mengatur produsen untuk memberikan label bagi panganan yang dihasilkan dari rekayasa genetika.

Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Pada pasal 35 PP Nomor 69 Tahun 1999 ini berbunyi:

1. Pada Label untuk pangan hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN REKAYASA GENETIKA

2. Dalam hal pangan hasil rekayasa genetika sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bahan yang digunakan dalan suatu produk pangan, pada Label cukup dicantumkan keterangan tentang pangan rekayasa genetika pada bahan yang merupakan pangan hasil rekayasa genetika tersebut saja.

3. Selain pencantuman tulisan sebagaimana dimaksud ayat (1), pada Label dapat dicantumkan logo khusus pangan hasil rekayasa genetika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com