Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah Memahami, Ini Beda HIV dan AIDS

Kompas.com - 01/12/2019, 10:17 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Hari AIDS Sedunia diperingati pada hari ini, Minggu (1/12/2019). Peringatan Hari AIDS Sedunia bertujuan mengingatkan dan mengedukasi masyarakat mengenai HIV/AIDS.

Adapun tema yang diangkat pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2019 adalah "Komunitas Membuat Perbedaan".

Peringatan tahun ini dianggap sebagai kesempatan penting untuk mengetahui peran yang telah dilakukan masyarakat untuk penanggulangan AIDS di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

Mengenai pemahaman akan HIV/AIDS, ada yang masih menganggap HIV dan AIDS sebagai suatu kesatuan.

Sebenarnya, keduanya menggambarkan kondisi yang sangat berbeda.

Lalu, apa perbedaan HIV dan AIDS?

Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS

Mengenal HIV

HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh.

Istilah "HIV" merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.

Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja efektif.

Sistem kekebalan tubuh kita bisa berperan menghalau virus yang akan menyerang tubuh kita.

Akan tetapi, virus HIV justru menyerang sistem kekebalan tubuh.

Namun, obat-obatan tertentu dapat mengendalikan HIV dengan memutus siklus hidup virusnya.

Mengenal AIDS

AIDS merupakan kependekan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome.

Jika HIV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi, AIDS adalah suatu kondisi.

Tubuh yang terkontaminasi HIV dapat menyebabkan pengembangan AIDS.

AIDS, atau HIV tahap 3, berkembang ketika HIV telah menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan tubuh.

Ini adalah kondisi kompleks dengan gejala yang bervariasi untuk setiap orang.

Gejala stadium 3 HIV terkait infeksi yang mungkin dialami seseorang akibat memiliki sistem kekebalan tubuh yang rusak dan tidak dapat melawan infeksi HIV.

Infeksi HIV tidak selalu berlanjut ke tahap 3. Faktanya, banyak orang dengan HIV hidup selama bertahun-tahun tanpa berkembangnya AIDS.

Baca juga: Diperingati Setiap 1 Desember, Ini Sejarah Hari AIDS Sedunia

Berkat kemajuan dalam pengobatan, orang yang hidup dengan HIV bisa menjalani hidup seperti orang-orang pada umumnya.

Mereka yang didiagnosa AIDS pasti telah tertular HIV.

HIV bersifat menular karena merupakan salah satu jenis virus. Sementara itu, seseorang bisa terkena AIDS jika mereka tertular HIV.

HIV bisa ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh, hubungan seks tanpa kondom atau penggunaan jarum suntik bersama.

Selain itu, seorang ibu dapat menularkan virus HIV ke anak mereka selama kehamilan.

HIV biasanya menyebabkan gejala seperti flu sekitar dua hingga empat minggu setelah penularan.

Periode waktu yang singkat ini disebut infeksi akut. Sistem kekebalan mengendalikan infeksi, yang mengarah ke periode latensi.

Sistem kekebalan tidak dapat sepenuhnya menghilangkan HIV, tetapi dapat mengendalikannya untuk waktu yang lama.

Selama periode latensi ini, yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, seseorang dengan HIV mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.

Namun, tanpa terapi antiretroviral, orang tersebut dapat mengembangkan AIDS dan mengembangkan banyak gejala yang terkait dengan kondisi tersebut.

Baca juga: Cakupan Pengobatan HIV-AIDS Indonesia Terburuk di Asia Pasifik

Mendeteksi HIV/AIDS

Diagnosa HIV dilakukan melalui tes darah atau air liur untuk menentukan adanya virus tersebut.

Diagnosis HIV juga bisa melalui tes antigen, yang merupakan protein yang diproduksi oleh virus, dan antibodi. Tes ini dapat mendeteksi HIV hanya beberapa hari setelah infeksi.

Untuk mendeteksi AIDS, penyedia layanan kesehatan biasanya menghitung sel CD4, yaitu sel yang dirusak oleh virus HIV.

Hal tersebut dilakukan karena AIDS terjadi akibat adanya infeksi HIV. Seseorang tanpa HIV dapat memiliki 500 hingga 1.200 sel CD4.

Sementara itu, penderita AIDS atau virus HIV berkembang ke tahap stadium tiga biasanya memiliki jumlah sel CD4 hanya berkisar 200 sel.

Faktor lain yang menandakan stadium 3 HIV telah berkembang adalah adanya infeksi oportunistik.

Infeksi oportunistik adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, jamur, atau bakteri yang tidak akan membuat seseorang dengan sistem kekebalan yang tidak rusak sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Segini Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Segini Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com