KOMPAS.com - Indonesia memang menjadi negara rawan bencana karena terletak dalam jalur lingkar cincin api atau ring of fire.
Mengetahui hal tersebut, masyarakat Indonesia seharusnya memahami bagaimana mitigasi saat bencana terjadi.
Gempa bumi menjadi salah satu bencana yang lumayan sering terjadi. Bahkan, beberapa di antaranya menyebabkan gelombang tsunami.
Memahami konsep mitigasi dapat meningkatkan tingkat keselamatan dan meminimalisir jumlah korban akibat bencana terjadi.
Marufin Sudibyo, anggota Komite Tanggap Bencana Alam Kebumen, memaparkan konsep mitigasi 20-20-20 untuk suatu bencana yang berpotensi memicu tsunami.
Ia menjelaskan, pada dasarnya konsep 20 - 20 - 20 melengkapi sistem peringatan dini tsunami apapun.
Menurut dia, perangkat mitigasi tsunami yang terpenting itu pengetahuan manusia, dilatih berulang-ulang.
Baca juga: Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, BNPB Minta Warga Ingat Rumus 20-20-20
“Perangkat teknikal seperti sirene peringatan dini tsunami itu lebih sebagai pendukung,” kata Marufin saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/11/2019).
Konsep 20 - 20 - 20 itu, lanjut dia, sudah menjadi pedoman BNPB dalam mitigasi tsunami di Indonesia.
“Dengan catatan tidak berlaku secara umum bagi setiap kawasan rawan tsunami di Indonesia,” ujar dia.
Pengecualian ini berlaku pada kawasan yang sudah terlanjur terbangun dan berlokasi di tanjung, di mana keluar kota sudah mengalami bottleneck, sehingga butuh strategi mitigasi tsunami yang lain.
Mitigasi daerah yang terlanjur terbangun dan berlokasi di tanjung dapat dilakukan dengan evakuasi vertikal.
Evakuasi vertikal merupakan bagian konsep 20-20-20.
“Jadi kalo nggak bisa menjauhi pantai maka naiklah ke bangunan setinggi minimal 20 meter,” jelas Marufin.
Marufin menjelaskan, teori seorang manusia normal berjalan dengan kecepatan 80 sentimeter per detik.
Jika orang tersebut berjalan selama 20 menit, maka jarak yang ditempuh sudah 960 meter.
Dalam banyak tempat, zona kuning untuk kawasan bahaya tsunami setempat umumnya hingga sejauh 500 meter dari garis pantai.
“Jadi dengan berjalan sejauh 960 meter itu, secara teknis sudah keluar dari kawasan bahaya tsunami zona kuning,” tuturnya.
Baca juga: 4 Fakta Gempa Bumi M 7,1 di Maluku Utara, Tsunami 10 Cm hingga 19 Kali Gempa Susulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.