KOMPAS.com – Masalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan seolah tak berkesudahan. Sejak tiga hari terakhir ini, sejumlah tempat kembali dilaporkan dilanda masalah kabut asap.
Sejumlah efek dari masalah kesehatan, pembatalan penerbangan, dan jarak pandang yang turun mengiringi dampak kabut asap yang terjadi.
Berikut ini rangkuman Kompas.com terkait beberapa tempat di Indonesia dari Kepulauan Riau, Jambi, Palembang, Banjarmasin, Palangkaraya, bahkan negara tetangga Malaysia yang berselimut kabut asap.
Baca juga: Kabut Asap Pekat di Pekanbaru, 3 Universitas Liburkan Mahasiswanya
Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berselimut kabut asap. Melansir pemberitaan Kompas.com (12/9/2019) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang mengatakan kabut asap yang ada di langit Tanjungpinang ini merupakan kabut asap kiriman.
Kabut asap yang terjadi di Kepri didominasi kabut yang timbul dari kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Kalimantan.
Tak hanya di wilayah Tanjungpinang, Kota Batam juga terkena imbas dari kabut asap yang berasal dari Kalimantan ini.
Akibat dari keberadaan kabut asap ini adalah jarak pandang menjadi turun dan hanya berkisar antara 5 kilometer, sementara jika normal berkisar 10 kilometer.
Kendati demikian, untuk kadar udara di Tanjungpinang dan Batam masih terbilang normal.
Adapun saat ini, Prakirawan BMKG Tanjungpinang Khalid Fikri mengatakan, untuk titik panas di Kepri, terpantau ada delapan titik, yakni dua titik di Kabupaten Karimun dan enam titik di Kabupaten Lingga.
Baca juga: Titik Panas Bertambah, Sebagian Wilayah Kepri Kini Diselimuti Kabut Asap
Kabut asap juga melanda Kawasan Jambi. Sebuah video bahkan juga sempat viral menggambarkan tebalnya kabut asap yang menyelimuti Jembatan Muara Sabak di Tanjung Timur Jambi, Rabu (11/9/2019).
Melansir pemberitaan Tribunnews, warga yang merekam video tersebut juga menjelaskan bahwa jarak pandang di jembatan hanya sekitar 100-150 meter.
Menurut Mael (43) yang merupakan salah satu warga Muara Sabak, pekatnya kabut membuat jembatan seperti tampak tidak utuh dan membuat mata menjadi pedas.
Sementara itu, meski kabut masih tebal, beberapa nelayan masih memberanikan diri untuk melaut lantaran mereka tetap harus menghidupi keluarganya.
Dilaporkan Kompas.com Kamis (12/9/2019), kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan sempat berada di level berbahaya akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Pantauan dari situs bmkg.go.id, partikulat atau PM 10 yang merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) sempat berada di level berbahaya yakni 366.90 mikrogram per meter kubik pada pukul 01.00 WIB, Kamis (12/9/2019).