KOMPAS.com - Bangun pagi bukanlah hal yang mudah bila Anda terjaga semalaman dan merasa sulit untuk tidur atau mengalami insomnia.
Bagi sebagian orang yang diwajibkan beraktivitas di pagi hari, seperti pergi ke sekolah atau bekerja, susah bangun pagi adalah hal yang harus dihindari.
Lantas, mengapa sebagian orang mengalami susah bangun pagi?
Berikut 3 fakta yang perlu diketahui mengenai susah bangun pagi.
Salah satu penyebab susahnya bangun pagi adalah adanya jam biologi lambat yang dialami seseorang.
Akibatnya, pada orang yang memiliki gangguan itu, secara persisten mereka lebih lama tertidur di malam hari dan kesulitan bangun pagi.
"Orang yang ngantuknya terlambat itu baru bisa tertidur jam 2-3 pagi dan paling lambat jam 4 pagi. Sehingga sangat sulit bagi mereka untuk bangun pagi di keesokan harinya," ujar Ketua Peneliti dari Adelaide, Australia, Leon Lack.
Menurut Lack, umumnya orang memiliki jam biologi 24 jam yang mengontrol kapan harus tidur dan bangun, serta mengatur suhu tubuh.
Namun, pada orang yang mengalami sulit tidur dalam jam normal, jam biologisnya butuh waktu lama untuk melengkapi siklus tersebut.
Dampak yang dirasakan adalah rasa kantuk yang datang pada dini hari.
Diketahui, jam biologis atau dikenal irama sirkadian tubuh dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya cahaya matahari. Oleh karena itu, mengapa orang yang berpergian melewati zona waktu atau orang yang kerja pada shift malam kerap mengalami gangguan tidur.
Selain itu, Lack menyampaikan bahwa paparan sinar matahari di pagi hari membantu jam biologis tubuh untuk bangun, sehingga mereka bisa tidur lebih cepat di malam hari.
Baca Juga: Jam Biologis Lambat Penyebab Sulit Bangun Pagi
Tidak hanya jam biologis, orang dengan susah bangun pagi juga bisa disebabkan karena bawaan genetik.
Berdasarkan penelitian dari tim ahli genetika dari Universitas Leiceister menunjukkan adanya perbedaan DNA antara orang yang bisa bangun pagi dan tidak.
Adapun penelitian ini melibatkan analisis 80 gen berbeda yang berkaitan dengan irama sirkadian pada lalat buah.