Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-Sama Sebutkan Jalan Tengah, Adakah Titik Temu KPAI dan PB Djarum?

Kompas.com - 09/09/2019, 17:50 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perseteruan yang timbul antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum terkait audisi beasiswa pelatihan bulutangkis semakin meruncing.

Kedua pihak sama-sama memiliki argumentasinya masing-masing, sehingga titik temu pun belum didapatkan.

KPAI menyebut telah memiliki jalan tengah yang dihasilkan dari rapat koordinasi bersama sejumlah pihak, termasuk PB Djarum Foundation, pada 4 September 2019 di Jakarta.

“Terkait dengan program yang sudah berjalan, penyelengara agar menindaklanjuti hasil rapat KPAI (untuk anak tidak menggunakan nama, kaos, logo, dan title Djarum di kawasan olahraga), dengan penyesuaian yang akan didiskusikan dengan KPAI,” ujar Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty melalui keterangan tertulis, Senin (9/9/2019).

KPAI telah mengundang Djarum untuk duduk bersama membicarakan hal ini, akan tetapi tidak ada pertemuan yang terjadi dengan alasan PB Djarum memiliki agenda lain pada tanggal pertemuan diadakan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Perjalanan PB Djarum

Di pihak lain, dari PB Djarum juga menyebut telah menawarkan titik tengah sebagaimana disampaikan Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin pada saat konferensi pers di Purwokerto, Sabtu (7/9/2019).

“Saya sudah kasih usul tidak ada nama Djarum untuk nama event-nya. Selain itu, jersey yang dipakai peserta juga tidak ada tulisan Djarum-nya dan mereka bisa memakai kaos yang dibawa sendiri," kata Yoppy.

Namun Yoppy menyebut usulan ini ditolak oleh KPAI, karena mereka meminta pelaksanaan audisi secara umum steril dari merek Djarum.

Perbedaan penapat yang tak kunjung bertemu dengan kata sepakat ini pun menarik perhatian masyarakat untuk berkomentar.

Terlebih bulutangkis adalah satu cabang olahraga yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Indonesia, karena kerap mengharumkan nama negara di tingkat internasional.

Masyarakat pun seolah terpecah, sebagian ada di pihak KPAI dan mendukung segala upaya baik yang dimaksudkan untuk melindungi hak-hak anak.

Namun, ada juga yang menentang keras apa yang dilakukan KPAI karena dinilai tidak berdasar dan berlebihan.

Keberpihakan yang berbeda ini begitu terlihat jika menyimak aktivitas warganet di media sosial Twitter.

Tagar KamiBersamaKPAI dan bubarkanKPAI di Twitter IndonesiaTwitter Tagar KamiBersamaKPAI dan bubarkanKPAI di Twitter Indonesia

Hari ini, Senin (9/9/2019) hingga pukul 15.00 WIB, tagar KamiBersamaKPAI dan bubarkanKPAI menduduki trending pertama dan kedua Twitter Indonesia.
Perbedaan keberpihakan netizen begitu terlihat dalam cuitan-cuitan Twitter ini.

Seneng gak kalau situ lihat anaknya masih kecil jadi perokok. Kalau masih kecil sudah ngerokok terus duitnya dapet darimana? Kalau nggak nyolong dui mamanya ya minta duit dengan alasan iuran ini itu. Mereka butuh perokok baru makannya ngiklan di pembinaan,” tulis akun @CakKhum dengan menyertakan tagar KamiBersamaKPAI.

Baca juga: KPAI Minta PB Djarum untuk Buktikan Komitmen “Bakti pada Negeri”

Netizen lain juga tidak kalah turut menyuarakan pendapatnya dengan menggunakan tagar sebaliknya, BubarkanKPAI.

Menghentikan beasiswa PB Djarum bukan berarti memberantas perokok di bawah umur. Sayangnya, wewenang yang seharusnya kalian bisa manfaatkan lebih baik malah menghentikan masa depan prestasi anak bangsa,” tulis akun @AditiyaMazni_

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com