KOMPAS.com - Muammar Gaddafi, pemimpin tentara Libya, berhasil melakukan kudeta militer terhadap pemerintahan monarki Raja Idris pada 1 September 1969.
Keberhasilannya dalam memimpin revolusi itu membuatnya diangkat sebagai Presiden Libya.
Siapakah sebenarnya Gaddafi itu?
Dalam buku Major World Leaders: Muammar Qaddafi (2005), disebutkan bahwa Gaddafi dilahirkan di sebuah rumah tenda di padang pasar Libya pada tahun 1942.
Daerah kelahiran Gaddafi itu digambarkan sebagai gurun yang sangat panas, gersang dan berbatu.
Kebanyakan orang barangkali tak layak menjadikan tempat tersebut sebagai tempat tinggal. Namun, berbeda halnya dengan suku Badui. Bagi mereka, padang pasir adalah rumah.
Ayahnya bernama Mohammed Abdul Salam bin Hamed bin Mohammed, seorang penggembala unta dan kambing.
Sementara itu, ibunya bernama Aisha sebagai seorang ibu rumah tangga seperti kebanyakan perempuan Arab lainnya.
Meski berasal dari keluarga kurang mampu, Gaddafi berhasil menuntaskan pendidikannya hingga perguruan tinggi. Bahkan, ia termasuk yang paling pandai di antara teman seusianya.
Ia lulus dari Universitas Libya pada tahun 1963 dan Akademi Militer Libya di Banghazi pada tahun 1965.
Baca juga: Libya akan Bebaskan Sejumlah Mantan Pejabat Era Gaddafi
Kepemimpinan Raja Idris yang konservatif dan tidak sejalan dengan gerakan persatuan negara Arab mendorong Gaddafi bersama sejumlah perwira militer untuk menggulingkannya.
Tak hanya itu, kebijakan-kebijakan Raja Idris yang pro Barat juga tidak disukai oleh banyak kalangan.
Sebagai informasi, di tahun-tahun itu gagasan nasionalisme Arab (Pan Arabisme) sedang berada pada masa kejayaannya.
Gagasan Pan Arabisme dalam perkembangannya tidak hanya terpaku pada anti-kolonialisme dan anti-Zionisme, tetapi juga semua unsur yang menghambat kemajuan bangsa Arab, seperti feodalisme dan otoritarianisme.
Revolusi 1952 Mesir dan Revolusi 1962 Yaman yang berhasil menumbangkan rezim feodal monarki menjadi bukti betapa kuatnya gagasan Pan Arabisme pada waktu itu.