Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Daftar Kota Terindah di Asia Versi CNN, Ini Kisah Kotagede Yogyakarta

Kompas.com - 29/08/2019, 08:06 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kotagede yang berlokasi di Yogyakarta masuk dalam daftar kota terindah di Asia versi CNN Internasional.

Dilansir pemberitaan Kompas.com, Rabu (28//8/2019), CNN Internasional merilis daftar kota terindah di Asia tersebut baru-baru ini.

Bagaimana kisah sejarah Kotagede Yogyakarta?

Kotagede adalah "Kota Besar"

Harian Kompas, 27 April 1992, memberitakan, seorang sarjana Indologie kelahiran Semarang, Jawa Tengah, bernama Hubertus Johanners van Mook, pernah menulis sebuah buku berjudul "Koeta Gede".

Buku tersebut diterbitkan pada Kolonial Tijschrift XV (Den Haag) pada tahun 1926.

Baca juga: Kotagede Yogyakarta Masuk Daftar Kota Terindah di Asia Versi CNN

Pintu gerbang menuju Makam Raja Mataram Kotagede.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Pintu gerbang menuju Makam Raja Mataram Kotagede.
Van Mook, yang pernah menjabat Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, merupakan tokoh yang berupaya keras untuk mengembalikan pemerintahan kolonial di Kotagede seusai masa pendudukan Jepang.

Namun, Van Mook terpaksa pergi dari Indonesia karena perselisihan pendapat dengan pemerintah pusat di Belanda soal cara memperjuangkan kepentingan Belanda di Indonesia.

Kotagede secara harfiah dalam bahasa Jawa sudah mengandung arti "kota besar".

Hal tersebut ditunjukkan dengan tumbuhnya pelestarian warisan ingatan masa lalu warga setempat.

Di Kotagede terdapat salah satu masjid kuno bernama Masjid Pleret dan di dindingnya tertulis catatan waktu tahun Jawa Jimawal 1509.

Dalam perhitungan Masehi pada tahun 1992, bertepatan dengan tahun 1587. Karena sudah disepakati, pada sekitar tahun itulah Masjid Pleret mulai dibangun.

Dengan demikian, pada 1509 itu seluruh kompleks keraton dan permukiman di Kotagede dibangun oleh Raja Mataram yang bertahta di sana yakni Panembahan Senopati.

Baca juga: Jelajah Makam Raja di Kotagede Yogyakarta

Meski sudah ada sejak empat abad yang lalu, Kotagede tidak pernah ditinggalkan masyaraktnya.

Dari balik tembok-tembok kuno bergaya campuran Hindu Islam, tampak ketekunan para abdi dalem (hamba raja) ketika tetap terus melestarikan tradisi lamanya di Kotagede.

Kerajinan perak

Pemberitaan Kompas.com, 3 Desember 2011, menyebutkan, Kotagede identik dengan kerajinan perak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com