Arsip pemberitaan Kompas.com, 24 Agustus 2019 menyebutkan, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, Kaltim tidak sepenuhnya bebas dari gempa.
Ada 3 sesar yang berada di wilayah Kalimantan Timur.
Secara geologi dan tektonik, di Provinsi Kalimantan Timur sendiri terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes. .
Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat masih menunjukkan tanda keaktifan.
Kedua sesar ini berada di Kabupaten Berau dan Kabupatan Kutai Timur.
Alasan lain yang diungkap Jokowi, lokasi dan posisi Kalimantan Timur dianggap strategis, berada di tengah Indonesia.
Selain itu, lokasi Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Infrastruktur yang sudah lengkap di Kalimantan Timur, serta ada lahan pemerintah seluas 180.000 hektar juga menjadi alasan lain ibu kota dipindah ke provinsi ini.
Hal ini membuat pembiayaan untuk persiapan pembangunan akan bisa lebih ditekan.
Berdasarkan keterangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, kawasan induk ibu kota baru membutuhkan wilayah hingga 40.000 hektar.
Dari luas wilayah ini, akan dikembangkan menjadi 180.000 hektar dari tanah yang dimiliki pemerintah.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, luas wilayah DKI mencapai 662,33 kilometer persegi.
Adapun 1 kilometer persegi lahan setara dengan 100 hektar.
Artinya, luas total wilayah ibu kota saat ini 66.233 hektar.
Baca juga: Peneliti: Jokowi Perlu Bentuk Badan Otoritas Pemindahan Ibu Kota
Jika dibandingkan, luas kawasan induk ibu kota baru sekitar dua pertiga luas DKI Jakarta.