Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sama-sama Logam, Mengapa Besi Dapat Menempel pada Magnet sedangkan Emas Tidak?

KOMPAS.com - Magnet merupakan benda yang menghasilkan medan magnet tidak terlihat di luar dirinya sendiri.

Magnet mempunyai dua kutub yang biasa disebut dengan kutub utara dan selatan. Kutub yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan kutub yang berlawanan saling tarik menarik.

Semua orang tahu bahwa besi dapat tertarik oleh magnet, sedangkan logam lain seperti emas dan perak tidak.

Namun, hanya sedikit orang yang dapat menjelaskan secara pasti mengapa besi memiliki hubungan ajaib dengan magnet.

Lantas, mengapa demikian?

Mengapa besi menempel pada magnet?

Sebagaimana diketahui, semua elektron mempunyai sifat magnetis, sama seperti elektron mempunyai sifat listrik.

Meskipun atom-atom individual dalam zat apa pun dapat memiliki momen magnetis, bukan berarti zat itu sendiri bersifat magnetis.

Dikutip dari laman Sciencing, agar suatu zat bersifat magnetis, diperlukan jumlah atom yang cukup yang semuanya bekerja bersama. Dan kondisi tersebut ini memerlukan dua hal.

Pertama, harus ada perselisihan antar atom. Jadi, agar suatu zat bersifat magnetis, elektron-elektronnya tidak boleh berpasangan semuanya.

Kedua, jumlah elektron yang cukup untuk sejajar satu sama lain, sehingga kemampuannya untuk berinteraksi dengan medan magnet luar cukup besar untuk menggerakkan seluruh benda.

Bahan apa pun yang memiliki kedua kondisi ini disebut feromagnetik. Dan besi adalah unsur feromagnetik yang paling umum.

Besi dapat menghasilkan medan magnet karena kesejajaran partikel atomnya. Elektron yang tidak berpasangan juga menciptakan medan magnet kecil.

Itu membuat besi menunjukkan sifat magnetis. Ketika ditempatkan di hadapan medan magnet, bahan-bahan ini dapat ditarik atau ditolak.

Dua unsur feromagnetik lainnya adalah nikel dan kobalt. Meski demikian, beberapa zat lain juga dapat bersifat feromagnetik jika dipanaskan atau digabungkan dengan bahan lain.

Mengapa magnet tidak dapat menarik emas?

Sebagaimana telah dijelaskan, beberapa logam, seperti besi, nikel, dan kobalt, secara intrinsik bersifat magnetis.

Dilansir dari laman University of Maryland, meskipun emas merupakan logam, tidak menunjukkan perilaku magnetis yang sama seperti besi atau nikel.

Dalam bentuk unsurnya yang murni, emas tidak bersifat magnetis karena susunan atom emas yang mengakibatkan tidak adanya elektron yang tidak berpasangan.

Akibatnya, emas tidak memiliki kondisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan medan magnet, sehingga tidak menarik atau menolak kehadiran magnet.

Namun, perlu dicatat bahwa emas dapat dicampur dengan logam lain, seperti besi atau nikel, untuk mengubah sifat-sifatnya.

Paduan, seperti emas putih atau rose gold, sering kali mengandung logam lain seperti tembaga, perak, atau paladium.

Tergantung pada komposisi paduan tersebut, mereka mungkin menunjukkan sedikit sifat magnetik karena adanya logam magnetik di dalamnya.

Jadi, jika emas menempel pada magnet, kemungkinan ada logam lain seperti tembaga, platinum, atau nikel yang dicampur untuk memberikan warna berbeda.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/06/090000665/sama-sama-logam-mengapa-besi-dapat-menempel-pada-magnet-sedangkan-emas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke