Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Stres Disebut Picu Endometriosis dan Kista pada Perempuan?

Unggahan tersebut dibagikan oleh akun media sosial X @TOGERD pada Senin (18/3/2024).

Dalam unggahannya, pengunggah mengaku telah menerapkan pola makan sehat dengan makanan bervitamin dan protein tinggi.

Namun, stres menyebabkannya mengalami gangguan pada rahim.

"Kena endometriosis + kista yang sakitnya sampai gue gak bisa gerak dan diangkat ambulance. Penyebabnya? Stress. Stress kerja," tulis akun itu.

Lantas, benarkah stres dapat memicu masalah pada rahim perempuan, seperti endometriosis dan kista?

Stres memicu gangguan rahim

Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja mengatakan, penyebab gangguan endometriosis belum diketahui pasti hingga saat ini.

"Teori yang paling sering dianut adalah adanya darah haid yang naik masuk ke dalam ruang perut. Kalau menempel pada indung telur atau ovarium, maka akan membentuk kista coklat," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/3/2024).

Endometriosis adalah kondisi media yang muncul saat jaringan endometrium, tempat sel telur menempel setelah dibuahi dan seharusnya ada di dalam rahim, justru menempel di luar.

Sementara kista adalah benjolan berisi cairan yang dapat tumbuh di berbagai organ tubuh, termasuk rahim dan ovarium.

Irwin mengungkapkan, stres yang berlebih akan memicu perkembangan endometriosis dan percepatan penambahan ukuran kista endometriosis.

Menurunya, penelitian memang membuktikan stres akan memicu munculnya endometriosis dan kista. Namun, penyebab kondisi tersebut belum diketahui.

Ironisnya, endometriosis juga memicu stres di kalangan penderita karena gangguan ini membuat bisa mengakibatkan nyeri haid, nyeri panggul, atau memicu nyeri.

"Sehingga hal ini semacam lingkaran setan," tambah Irwin.

"Tapi perlu digarisbawahi bahwa stres bukan penyebab utama endometriosis," tegasnya.

Menurut Irwin, stres tidak akan menimbulkan endometriosis pada perempuan yang tidak memiliki kerentanan endometriosis.

Sayangnya, satu dari sepuluh perempuan mengidap endometriosis dan berpotensi mengalami endometriosis.

Perempuan yang rentan terkena endometriosis atau kista memiliki gejala berupa rasa nyeri berlebihan setiap mengalami haid.

"Sehingga perempuan dengan nyeri hebat dan semakin lama semakin nyeri, sebaiknya segera periksakan ke dokter," saran Irwin.

Sementara itu, perempuan yang berisiko mengalami endometriosis perlu melakukan pencegahan agar stres yang dirasakan tidak memicu gangguan serius pada rahimnya.

Irwin menyarankan, perempuan yang rentan mengidap endometriosis agar dapat mengontrol stresnya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, mereka harus menjalankan pola hidup yang sehat, jaga berat badan normal, dan beraktivitas yang cukup.

Di sisi lain, perempuan yang sering merasa sakit berlebihan saat haid disarankan untuk memeriksakan kondisinya ke dokter kandungan.

Ini diperlukan untuk mendiagnosis kondisi tubuhnya, termasuk potensi terkena endometriosis atau kista.

"Kontrol teratur ke dokter kandungan karena prinsip pengobatan endometriosis itu jangka panjang," pungkas Irwin.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/24/193000465/benarkah-stres-disebut-picu-endometriosis-dan-kista-pada-perempuan-

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke