Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Darah Biru Kepiting Tapal Kuda Dihargai Rp 200 Juta Per Liter, Apa Manfaatnya?

KOMPAS.com - Media sosial X (Twitter) diramaikan dengan unggahan tentang hewan purba bernama kepiting tapal kuda atau Horseshoe crab yang memiliki darah berwarna biru.

Kepiting tapal kuda itu disebut sudah ada sejak lebih dari 400 juta tahun yang lalu dan memiliki harga fantastis.

Dalam unggahan tersebut, terdapat foto yang memperlihatkan darah kepiting tapal kuda berwarna biru muda yang dimasukkan ke dalam botol kaca.

"Pengetahuan yang baru sender dapet dan bisa dishare. Dia namanya kepiting tapal kuda. dia hewan purba dan udah ada sejak lebih dari 400jt tahun lalu. warna darah dia biru (yang di gambar)" tulis unggahan ini.

Lantas, mengapa darah kepiting kapal kuda berwarna biru dan bernilai tinggi?

Penyebab darah kepiting tapal kuda berwarna biru

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, drh Slamet Raharjo mengatakan, kepiting tapal kuda adalah hewan beruas dari famili Limulidae yang dalam bahasa Indonesia disebut belangkas.

"Kalau orang jawa menyebutnya dengan mimi-mintuna," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (3/3/2024).

Slamet membenarkan bahwa darah hewan yang sudah hidup sejak 450 tahun yang lalu itu berwarna biru.

Warna biru itu diperoleh dari hemosianin, zat tembaga yang terkandung di dalam darah tersebut.

Pada manusia, atom besi di dalam darah yang disebut hemoglobin memberikan warna merah gelap.

Darah kepiting tapal kuda mengandung zat khusus yang menangkap bakteri dengan cara membekukannya.

Karenanya, darah tersebut mampu mendeteksi adanya bakteri, meskipun dalam jumlah sedikit. Bagian darah yang membeku itu digunakan sebagai sarana pengujian bakteri.

Manfaat darah kepiting tapal kuda

Slamet menjelaskan, darah kepiting tapal kuda memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah untuk pengecekan vaksin baru.

"Dalam dunia medis (darah kepiting tapal kuda) sangat bermanfaat karena memiliki kandungan Limulus Amebocyte Lysate (LAL) yang digunakan untuk mengecek tingkat keamanan vaksin baru, termasuk vaksin Covid-19," kata dia.

Darah kepiting tapal kuda, mengandung amebosit atau LAL yang melindungi kuman penyebab penyakit.

Tanpa zat tersebut, ilmuwan kesulitan untuk mengetahui apakah obat-obatan atau vaksin mengandung bakteri, seperti E-coli atau Salmonela.

Slamet menjelaskan, ekstrak dalam sel darah kepiting tapal kuda akan bereaksi secara kimia terhadap bahan berbahaya, sehingga para ilmuwan menggunakannya untuk menguji apakah obat-obatan atau vaksin baru terbilang aman.

Pemanfaatan darah kepiting tapal kuda dalam duni medis sudah berlangsung sejak beberapa dekade silam, yaitu sekitar tahun 1970-an.

Setiap tahun, ratusan ribu ekor kepiting tapal kuda akan ditangkap dan dibawa ke laboratorium di Amerika Serikat untuk diambil sebagian darahnya.

Mereka kemudian dilepaskan untuk kembali ke alam liar.

Karena manfaatnya itu, darah biru kepiting tapal kuda pun dihargai dengan nilai fantastis. Satu liter harga darah kepiting tapal kuda bisa mencapai Rp 213 juta per liter, dilansir dari The Science Times.

Termasuk hewan dilindungi

Setelah dibawa ke laboratorium untuk keperluan biomedis, cangkang kepiting tapal kuda akan ditusuk di sekitar organ hatinya.

Sebanyak 30 persen darahnya akan diambil. Selanjutnya, kepiting tapal kuda itu akan kembali dilepaskan ke alam liat.

Akan tetapi, penelitian menemukan bahwa sekitar 10-30 persen kepiting tersebut mati akibat tindakan ini.

Pada kepiting tapal kuda betina, tindakan tersebut menyebabkannya sulit menghasilkan anak. Hal ini dikhawatirkan bisa mengancam populasi kepoting tapal kuda.

Di Indonesia, populasi kepiting tapal kuda termasuk critically endangered atau terancam punah.

Bahkan, hewan ini sudah dimasukkan dalam daftar hewan dilindungi sejak tahun 1999 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menciptakan zat buatan dengan kandungan serupa darah biru kepiting tapal kuda.

Hal ini menindaklajuti keinginan para pelestari lingkungan yang menyerukan penggunaan darah kepiting tapal kuda di dunia medis diganti.

Namun, setiap perusahaan farmasi mengaku bahwa mereka harus tetap menggunakan darah kepiting untuk pengujian.

Dilansir dari BBC, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Juni 2020 mengatakan pihaknya belum bisa membuktikan pengganti yang lebih efektif untuk mendeteksi racun.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/04/060000465/darah-biru-kepiting-tapal-kuda-dihargai-rp-200-juta-per-liter-apa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke