Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kue Keranjang Khas Imlek, Kandungan Gizi dan Risiko Makan Terlalu Banyak

Tahun ini, Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili diperingati pada Sabtu (10/2/2024).

Dikutip dari China Highlights, kue keranjang melambangkan pendapatan lebih tinggi, kedudukan lebih tinggi, pertumbuhan anak-anak, dan harapan tahun yang lebih baik.

Karena itu, warga keturunan Tionghoa menikmati kue keranjang selama periode Tahun Baru Imlek yang dianggap membawa keberuntungan.

Jika kue keranjang di Indonesia identik berwarna coklat dan rasanya manis, warga China memiliki kudapan khas di daerah masing-masing.

Kue keranjang di China utara berwarna putih dan kuning dengan rasa manis. Sementara warga Shanghai mengenal nian gao berwarna putih yang dimasak untuk masakan gurih.

Adapun kue keranjang di China selatan, berwarna kecoklatan karena dibuat dengan gula merah.

Meski rasanya manis dan enak, kue keranjang mengandung gula yang banyak. Ini membuat makanan itu perlu dikonsumsi secukupnya.

Kandungan gizi kue keranjang

Dilansir dari situs Asosiasi Keluarga Gizi (AKG) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), kue keranjang memiliki tekstur yang kenyal dan lengket.

Kue ini terbuat dari tepung ketan dan gula yang dimasak. Lalu, adonan tadi dicetak dengan cetakan berbentuk bundar seperti keranjang.

Setiap 100 gram kue keranjang mengandung gizi sebagai berikut:

  • Energi: 148 kilokalori
  • Protein: 2,83 gram
  • Karbohidrat: 33,84 gram
  • Gula: 20,64 gram
  • Lemak: 0,37 gram
  • Sodium: 104 miligram
  • Potassium: 105 miligram

Kue keranjang memiliki kadar karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Karenanya, kudapan ini sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu berlebihan. Konsumsi kue keranjang secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

“Kue keranjang memiliki nilai gizi yang sangat rendah, hanya mengandung pati dan gula," ujarnya, diberitakan The Borneo Post (7/2/2012).

"Itu (kue keranjang) tidak memberikan kontribusi terhadap nilai kesehatan apa pun. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak mengkonsumsinya terlalu banyak," lanjut dia.

Fam mengungkapkan, penderita maag dan diabetes sebaiknya menghindari makan kue keranjang sebagai upaya pencegahan agar kesehatannya tidak memburuk.

Selain itu, anak-anak dan orang tua dengan kondisi gigi yang buruk juga harus mengurangi mengonsumsi kue keranjang. Sebab, kandungan gula dan tekstur lengket pada kue tersebut dapat menimbulkan atau memperparah kerusakan gigi.

Di sisi lain, dia juga mengimbau agar seporsi kue keranjang harus segera dimakan dalam waktu satu atau dua minggu dengan jumlah yang cukup.

Menurutnya, ada kepercayaan menyimpan kue tersebut dalam waktu lama. Padahal, kue keranjang bisa berubah rasa, berjamur, dan membusuk. 

Racun yang dihasilkan dari jamur dapat menyebabkan mual, muntah, serta diare serius.

"Meski bagian yang berjamur sudah dipotong dan bagian yang baik dikonsumsi, namun racunnya sebenarnya bisa berdampak pada keseluruhan kue yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang,” jelas dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/10/110000365/kue-keranjang-khas-imlek-kandungan-gizi-dan-risiko-makan-terlalu-banyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke