KOMPAS.com - Seorang warga negara Indonesia (WNI), Sheravina Herbudi Ari Parwati menceritakan detik-detik lava gunung berapi Islandia yang menyeruak ke permukaan dan melahap permukiman warga di Kota Grindavik, Islandia, Minggu (14/1/2024).
Ari, wanita asli Yogyakarta yang sudah tinggal di Reykjavík, Islandia selama 6 tahun mengatakan bahwa hari itu gempa terjadi secara intens, sejak malam hingga dini hari.
Gempa terus terjadi berkali-kali dan terasa hingga ke kediaman Ari yang berlokasi 30-45 menit dari Kota Grindavik, Islandia.
"Jadi gempanya itu intens dari pukul 12 malam sampai pukul 3 Minggu dini hari, itu aktivitas kayaknya mulai aktif," kata dia, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Selasa (16/1/2024) malam.
Menurutnya, getaran gempa sekitar magnitudo 3,5 dan terjadi terus-menerus.
"Karena intensitas gempa buminya terjadi berulang-ulang, terus pukul 8 pagi lavanya keluar," kata dia.
Di siang harinya, lava kembali muncul sekitar 450 meter dari kota dan mengalir hingga membakar permukiman warga.
"Ada tiga rumah yang terbakar dan (lava) memang mulai masuk sampai jalan di sebelah utara, di kota wilayah utaranya." imbuh Ari.
Luapan lava ke permukaan itu terjadi setelah adanya letusan besar pada Desember 2023 yang menimbulkan retakan tanah sepanjang 4 kilometer.
Di malam itu, sekitar pukul 12 malam, pemerintah setempat telah mengirimkan peringatan kepada warga untuk meninggalkan lokasi kota Grindavik.
Tidak disertai abu vulkanik
Selain gempa, tidak ada dampak lain akibat gunung berapi yang meletus di Islandia dan mengeluarkan lava itu.
Bahkan, cuaca musim dingin di Islandia juga tidak terpengaruh secara signifikan.
Menurut Ari, suhu di tempat tinggalnya masih minus 8 derajat Celsius.
Tidak seperti di Indonesia, Ari bercerita bahwa letusan gunung berapi di Islandia itu tidak disertai hujan abu.
"Kalau saya lihat landscape-nya berbeda dengan Indonesia. Kalau di sini enggak ada hujan abu," kata dia.
Penduduk dievakuasi sejak November dan sempat kembali
Ari bercerita bahwa pemerintah Islandia sebenarnya telah mengevakuasi penduduk kota Grindavik sejak November 2023.
Mitigasi evakuasi itu dilakukan setelah adanya aktivitas gunung berapi yang semakin intens.
"Ada aktivitas gunung berapi yang intens dari bulan November 2023 di mana gempa bumi sampai 1.500 kali lah sampai meletus lagi bulan Desember kemarin," terang Ari.
Evakuasi terus dilakukan sampai bulan Desember ketika gempa Bumi dahsyat terjadi dan membelah jalanan di kota Grindavik.
"Semua evakuasi keluar dari kota. Jadi kotanya dikosongkan," kata Ari.
Saat letusan gunung terjadi pada 18 Desember 2023 malam, Grindavik sudah kosong tanpa penduduk.
Namun, beberapa hari kemudian beberapa penduduk memutuskan untuk kembali ke kota tersebut.
Mereka mendapat izin dengan catatan emergency, seperti mengambil barang, menyelamatkan hewan peliharaan, dan lain-lain.
Warga kembali untuk rayakan Natal
Setelah letusan dahsyat terjadi pada Desember 2023, Ari bercerita bahwa gunung berapi itu tidak lagi menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
Namun, masyarakat di Kota Grindavik masih belum diizinkan pulang ke rumah mereka.
"Baru diizinkan pulang kemarin itu, tapi nggak semua kembali, itu pas Natal sampai tahun baru karena mereka ingin merayakan Natal di rumah ya," ungkap Ari.
Kendati demikian, masyarakat masih diminta waspada lantaran letusan gunung yang disertai lava bisa terjadi kapan saja.
Kondisi gunung berapi Islandia terkini
Menurut Ari, aktivitas lava akibat letusan gunung berapi sudah mulai berhenti pada Selasa (16/1/2024).
Namun, warga tetap diminta waspada karena lava bisa kembali keluar sewaktu-waktu.
Dilansir dari RUV, para ilmuwan di Kantor Meteorologi Islandia mengatakan, masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa letusan telah berakhir.
Meskipun tidak ada aktivitas yang terlihat di kedua celah sejak sekitar Selasa pukul 1 dini hari, tapi masih ada bahaya besar di Grindavík dan daerah sekitarnya.
Sekitar 200 gempa Bumi kecil telah tercatat dalam intrusi magma sejak Selasa tengah malam.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa magma sedang bergerak dan daerah tersebut dalam masa pemulihan. Namun, aktivitas seismik telah menurun.
Aktivitas seismik paling banyak terjadi di Helgafell, di sekitar celah yang dibuka pada Minggu pagi.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/17/161500065/kesaksian-wni-ceritakan-detik-detik-lava-gunung-berapi-islandia-melahap