Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Semprot Parfum ke Leher Bisa Sebabkan Keratosis?

KOMPAS.com - Unggahan bernarasi menyemprotkan parfum ke leher dapat menyebabkan keratosis dengan tanda bintil kecil hitam menyerupai tahi lalat, beredar di media sosial.

Informasi tersebut disampaikan melalui video yang diunggah oleh akun TikTok @yoga***, Rabu (3/1/2024).

"Stop Pakai Parfum ke Leher Karna laser CO2 itu sakit," tulis pengunggah.

Menurutnya, memakai parfum di bagian leher dapat menimbulkan bercak hitam atau tahi lalat yang semakin lama semakin banyak dan membesar.

"Dan mengganggu penampilan kalian sehingga kalian harus laser CO2 kayak aku," sambungnya.

Menanggapi unggahan itu, sejumlah warganet mengatakan bahwa kondisi bercak hitam mirip tahi lalat tersebut merupakan keratosis.

Lantas, benarkah menyemprotkan parfum ke leher dapat menyebabkan keratosis?

Penjelasan ahli

Spesialis kesehatan kulit dan kelamin dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Ismiralda Oke Putranti mengatakan, menyemprotkan parfum ke leher tidak berkaitan dengan kemunculan tahi lalat.

Menurutnya, tahi lalat atau bintik hitam pada leher lebih disebabkan oleh paparan sinar matahari berulang, tanpa menggunakan tabir surya.

"Jika tahi lalat atau kutil, lebih diakibatkan paparan sinar matahari berulang tanpa menggunakan sunscreen, sehingga memicu timbulnya tahi lalat atau kutil," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/1/2024).

Oke pun membenarkan bahwa bintik hitam dan menonjol mirip tahi lalat atau kutil itu disebut sebagai keratosis seboroik atau skin tags.

Dapat bertambah seiring waktu, menurut Oke, penyebab utama masalah kulit ini adalah genetik, dan diperberat dengan paparan sinar matahari.

"Semakin tua, (keratosis seboroik) juga semakin banyak," tutur Oke.

Jika tidak mengganggu, lanjut Oke, orang dengan kondisi keratosis seboroik dapat membiarkan bintik hitam yang ada di leher atau bagian tubuhnya.

Namun, penderita juga dapat menghilangkan bercak ini melalui beberapa prosedur medis, seperti kuretase, kauterisasi, atau laser.

"Konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) atau spesialis dermatologi dan venereologi (SpDVE) terdekat," paparnya.

Meski memakai parfum di leher tidak menyebabkan keratosis, Oke mengatakan bahwa penyemprotan pada area ini dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

Bahkan, bukan hanya di leher, menggunakan cairan pewangi langsung ke kulit pun dapat menyebabkan masalah yang sama.

Belum lagi, kandungan parfum dengan minyak bergamot berpotensi menyebabkan reaksi fotoalergi jika terkena sinar ultraviolet.

Alkohol yang terdapat dalam parfum pun dapat memicu reaksi iritasi, yang mana proses penyembuhannya dapat menyebabkan kulit menghitam.

"Alkohol sifatnya iritatif, jadi semua yang terkena alkohol pasti menjadi relatif kering," terang Oke.

Namun, dia melanjutkan, kadar alkohol dalam parfum relatif berjumlah kecil, sehingga tidak terlalu iritatif.

"Yang bersifat sebagai alergen justru biang parfumnya. Butuh beberapa waktu, hari bahkan minggu, zat parfum dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit seseorang," kata dia.

Oleh karenanya, gejala tersebut justru baru terlihat setelah beberapa kali menggunakan parfum.

Gejala sendiri dapat meliputi rasa gatal, kemerahan, hingga timbulnya lepuh atau bengkak mengandung air jika berat.

Menurutnya, langkah pertama yang pasti untuk menanganani alergi parfum adalah menghentikan pemakaian langsung pada kulit.

"Bersihkan area kulit dengan air dan sabun yang lembut untuk membersihkan parfum yang tersisa," papar Oke.

Dia menambahkan, penderita dapat mengoleskan pelembap berbahan dasar emolien atau aloe vera jika mengalami gejala ringan untuk meredakan perandang.

"Tapi jika gejala memberat, segera periksa ke dokter terdekat," katanya.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/09/090000065/benarkah-semprot-parfum-ke-leher-bisa-sebabkan-keratosis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke