Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Urine Manusia dan Otak Tikus Jadi Bahan Pasta Gigi Romawi Kuno, Dianggap Efektif Segarkan Napas

KOMPAS.com - Bangsa Romawi Kuno menggunakan urine manusia dan bubuk otak tikus sebagai pasta gigi.

Kebiasaan ini merupakan salah satu penemuan unik yang mungkin menjadi cikal bakal rutinitas menjaga kebersihan gigi dalam peradaban manusia.

Romawi Kuno berkontribusi besar terhadap kelahiran penemuan-penemuan yang masih digunakan hingga saat ini.

Misalnya, saluran air, sistem pemanas, teknik bedah, jalan raya, beton tahan lama, serta tata letak kota.

Bahkan, dilansir dari National Geographic, beton buatan orang-orang Romawi sebenarnya lebih kuat dari material modern yang ada saat ini.

Kendati demikian, peninggalan unik dari bangsa ini pun tak semuanya diserap peradaban masa kini, termasuk pasta gigi dari otak tikus dan urine manusia.

Urine manusia jadi bahan pemutih gigi

Penggunaan otak tikus dan urine manusia untuk membersihkan gigi tidak lepas dari kandungan dan khasiatnya.

Kandungan amonia dalam urine manusia dinilai bersifat memutihkan, sehingga cocok menjadi obat kumur dan pemutih gigi populer pada masa itu.

Faktanya, amonia, senyawa nitrogen dan hidrogen ini mampu bertindak sebagai bahan pembersih.

Saat ini, amonia adalah bahan dalam produk pembersih yang paling banyak digunakan untuk kaca, porselen, baja tahan karat, serta penghilang kotoran di peralatan rumah tangga.

Pada masa lalu, dilansir dari laman National Post, orang-orang Romawi menyiapkan stoples atau tabung transparan di kamar mandi untuk buang air kecil.

Mereka biasanya akan menunggu hingga urine steril dan larut menjadi amonia, dan menggunakannya sebagai obat kumur.

Selain obat kumur, urine juga kerap dituangkan ke dalam pakaian kotor untuk menghilangkan noda yang menempel.

Kebiasaan unik bangsa Romawi Kuno ini turut diabadikan dalam syair penyair Romawi Catullus (84-54 SM), yang menghina seorang pria bernama Egnatius.

"Sekarang kamu orang Spanyol: di pedesaan Spanyol hal yang membuat setiap pria kesal, dia terbiasa menyikat gigi dan gusinya yang merah, setiap pagi, jadi fakta bahwa gigimu dipoles dengan baik menunjukkan bahwa kamu semakin sering kencing."

Meski tidak terlalu bersih, orang-orang Romawi pada zaman itu sangat menghargai warna putih mutiara.

Namun, di saat bersamaan, penghinaan paling umum adalah saat melihat seseorang dengan gigi berkilau, yang menandakan mereka "sering kencing".

Kebiasaan menggunakan urine sebagai pembersih gigi juga diceritakan oleh sejarawan Yunani Diodoros Sikeliotes (100-1 SM) dan ahli geografi Yunani Strabo (63 SM-24 M).

Bahkan, bukan hanya obat kumur, campuran urine dan susu kambing pun digunakan untuk ramuan mandi.

Bahan lain dalam ramuan gigi Romawi Kuno adalah otak tikus, yang diyakini dapat meningkatkan efektivitas pasta gigi.

Penulis dan filsuf Pliny the Elder (23-79 M) sempat merekomendasikan campuran arang, kepala kelinci, gigi keledai, yang dicampur ekstrak otak tikus sebagai pasta gigi.

Tak langsung digosokkan pada gigi, otak tikus dihancurkan atau dibakar dulu hingga menjadi bubuk.

Layaknya bubuk arang pada umumnya, otak tikus dianggap memiliki kemampuan untuk mengurangi noda dan menjaga kesehatan mulut.

Bukan hanya otak tikus, bahan ini juga dapat diganti dengan tulang hewan maupun cangkang tiram yang dibakar hingga hancur dan menyisakan bubuk berwarna hitam.

Bahan pasta gigi umum lain pada zaman ini, termasuk bubuk arang kuku sapi dan kulit telur yang dibakar serta dicampur dengan batu apung.

Cara membuat pasta gigi ala Romawi Kuno

Dikutip dari laman Ancient Origins, pembuatan pasta gigi pada zaman Romawi Kuno memerlukan proses yang cermat.

Campuran bahan-bahan yang beragam, mulai dari tumbuhan hingga otak tikus dan urine manusia perlu digiling untuk mendapatkan tekstur yang halus dan rata.

Bubuk ini kemudian dicampur dengan bahan pengerat seperti madu hingga teksturnya menjadi pasta.

Pasta gigi tersebut tidak hanya digunakan untuk membersihkan, tetapi juga untuk menyegarkan napas, salah satu aspek penting dari kebersihan masyarakat Romawi.

Cara mengaplikasikan pasta gigi pun agak mirip dengan saat ini, yaitu dengan menggunakan tongkat atau sikat gigi bentuk awal, sering kali berupa ranting, untuk digosokkan ke gigi.

Di era klasik, bau mulut merupakan masalah yang banyak dialami masyarakat, sama besarnya dengan sakit gigi.

Dokter gigi pada masa Romawi Kuno pun pada dasarnya melakukan pencabutan gigi tanpa menggunakan anestesi.

Namun, menariknya, hanya sekitar sepertiga kerangka yang digali dari reruntuhan Romawi Kuno, Pompeii, dan Herculaneum, yang ditemukan memiliki gigi ompong.

Sedangkan, sejumlah kecil di antara kerangka-kerangka tersebut menunjukkan tanda-tanda gigi berlubang.

Romawi, mulai dari bahan pasta gigi hingga metode persiapannya yang cermat, menyoroti sebuah pendekatan canggih terhadap kebersihan mulut.

Hasil efektif dari praktik ini tercermin dalam gigi yang diamati pada peninggalan arkeologi, baik dari Pompeii maupun Herculaneum.

Kondisi tersebut sedikit menunjukkan, meski metodenya aneh, orang Romawi Kuno memiliki perawatan gigi yang sangat efektif.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/13/181500065/urine-manusia-dan-otak-tikus-jadi-bahan-pasta-gigi-romawi-kuno-dianggap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke