Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Induk Kucing Memakan Anaknya Sendiri Saat Melahirkan

KOMPAS.com - Beberapa orang yang memelihara kucing betina mungkin pernah mengalami kondisi di mana mereka memakan bayinya sendiri saat melahirkan.

Kondisi tersebut merupakan hal yang cukup mengejutkan sekaligus menyedihkan bagi pemiliknya. Untungnya, hal ini sangat jarang dan hanya terjadi dalam situasi tertentu.

Oleh karena itu, mengetahui alasan mengapa induk kucing memakan “bayinya” akan sedikit membantu Anda dalam mengambil sikap dalam situasi tersebut.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa induk kucing memakan bayinya sendiri:

1. Anak kucingnya lemah, sakit, atau cacat

Alasan yang cukup umum di balik perilaku induk kucing yang memakan anaknya sendiri ketika melahirkan adalah karena sang “bayi” tidak sehat.

Dilansir dari laman Animal Wised, kadang satu atau lebih anak kucing lahir dengan penyakit, kekurangan, kelainan bentuk, atau kondisi kesehatan lainnya.

Hal ini tidak dapat dilihat atau diketahui oleh manusia, namun indra penciuman kucing jauh lebih tajam dan bisa mendeteksi masalah yang tidak bisa deteksi majikannya.

Dalam kasus ini, induk kucing menganggap anak kucingnya tidak mampu bertahan hidup hingga dewasa, sehingga ia akan memakan anak kucing tersebut.

Ini berkaitan erat dengan naluri alaminya. Di alam liar, jika anak kucing tidak dapat bertahan hidup saat dilahirkan , tubuhnya dapat menarik predator.

Jika lingkungan saat atau setelah kucing melahirkan membuatnya stres, maka hal tersebut dapat memicu perilaku gugup pada sang induk.

Pemicu stres lingkungan mungkin termasuk aktivitas manusia yang ramai, suara keras, hewan lain, manipulasi berlebihan terhadap kucing, atau apa pun yang mungkin tampak mengancam.

Kegugupan yang ditimbulkan pada kucing bukan hanya karena dirinya dan keselamatannya sendiri, tetapi juga karena ketakutan akan apa yang mungkin terjadi pada anak-anaknya.

Dia mungkin takut anak-anaknya diambil dan seolah rentan terhadap predator. Kondisi ini umum terjadi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.

3. Anak kucing kekurangan gizi

Dilansir dari laman Animal Path, induk kucing yang kekurangan gizi mungkin secara naluriah memakan satu atau lebih anak kucing untuk memenuhi nutrisi dan jumlah makanan yang dibutuhkannya.

Biasanya ia hanya memakan satu atau dua anak kucing sampai ia merasa cukup untuk mendapat nutrisi dan memberi makan anak kucingnya yang lain.

Hal ini dapat dicegah dengan memastikan induk kucing Anda diberi makan yang cukup dan memiliki pola makan yang tepat, sehingga dapat memberi makan anak-anaknya dengan baik.

Mastitis adalah infeksi yang umum dialami hanya oleh mamalia, yakni kondisi peradangan yang terjadi pada kelenjar susu.

Saat induk kucing mencoba menyusui bayinya, hal itu bisa sangat menyakitkan. Rasa sakit ini bisa menyebabkan induknya menolak anaknya untuk menyusui atau dalam kondisi parah bahkan memakannya.

Selain itu, risiko lain mastitis pada kucing juga berpotensi mengancam nyawa anak kucing. Sebab, infeksi dapat ditularkan dari ibu ke bayinya.

5. Induk kucing tidak mengenali anaknya

Biasanya kondisi ini bisa terjadi ketika kucing melahirkan bayinya melalui operasi caesar. Banyak hormon kelahiran yang mengikat ibu dan anak kucingnya tidak dilepaskan.

Akibatnya sang induk tidak mengenali anak kucing tersebut sebagai anaknya dan dia memakannya karena takut atau kebingungan.

Demikian pula, dalam beberapa kasus ketika baru menjadi ibu, kucing mungkin menganggap anaknya sebagai mangsa, bukan sebagai bayinya sendiri.

Terlebih, bau manusia dapat membuat induk kucing tidak bisa mengenali anaknya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/04/121500565/alasan-induk-kucing-memakan-anaknya-sendiri-saat-melahirkan

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke