Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Ditutup, Ini Kronologi dan Penyebab Anak Pamen TNI AU Tewas di Lanud Halim

KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Timur resmi menghentikan kasus anak Pamen TNI Angkatan Udara (AU) ditemukan tewas di Pos Spion Halim Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada 24 September 2023.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Kompol Gunarto mengatakan, kasus tersebut resmi ditutup karena tidak ada dugaan tindak pidana.

"Kami sampaikan, untuk kasus ini, kami akan menghentikan penyelidikan," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Jumat (24/11/2023).

Kesimpulan tidak adanya unsur pidana pada kasus tersebut didasarkan pada penyelidikan dengan metode scientific crime investigation dan bekerja sama dengan antarprofesi atau yang disebut interkolaborasi.

Meski demikian, kepolisian tidak menampik bakal membuka kembali penyidikan kasus tersebut apabila ada temuan baru.

Lantas, bagaimana kronologi dan apa penyebab kematian anak Pamen TNI AU itu?

Kronologi temuan mayat anak Pamen TNI AU

Diberitakan Kompas.com, Selasa (26/9/2023), sebuah mayat ditemukan di dalam kondisi terpanggang di Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Minggu (24/9/2023).

Komandan Satuan Polisi Militer (Dansatpom) Lanud Halim Perdanakusuma, Letkol Pom Made Oka Dharmayasa mengatakan, korban berinsial CHR (16) adalah anak dari anggota TNI AU.

"Korban merupakan anak dari anggota TNI AU, Perwira Menengah (Pamen) Keluarga besar TNI AU," ucapnya.

Temuan mayat itu menjadi misteri lantaran lokasinya yang berada di kawasan Ring 1 Lanud Halim Perdanakusuma.

Lokasi tersebut tidak bisa dilalui oleh sembarang orang. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat masuk ke area tersebut.

Selain ditemukan dalam kondisi terpanggang, terdapat juga sejumlah luka di mayat tersebut.

Tim kedokteran forensik juga menemukan jelaga di tenggorokan CHR. Jelaga merupakan butiran arang berwarna hitam yang halus dan lunak.

Diduga, saat kehabisan darah dan dalam kondisi sekarat, korban menghirup asap dari api yang membakar tubuhnya.

Penyebab anak Pamen TNI AU tewas

Setelah dua bulan lebih dilakukan penyelidikan, penyebab kematian anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma itu terungkap.

Dokter spesialis forensik RS Polri Kramatjati Arfiani Ika Kesumawati mengatakan, korban menusuk tubuhnya sendiri kemudian membakar diri.

"Dari hasil pemeriksaan, kami dapat menyimpulkan, terpotongnya hati yang menyebabkan pendarahan hebat dan kondisi luka bakar, secara tersendiri atau bersamaan, menyebabkan kematian," tutur dia, dilansir dari Kompas,com (23/11/2023).

Namun, saat ditegaskan kembali apakah CHR meninggal karena bunuh diri, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata tidak menjawab secara lugas.

"Kami tidak ingin seseorang yang sudah menjadi korban, kemudian jadi korban lagi untuk yang kedua kalinya," ujarnya.

Hasil penyelidikan yang dilakukan, tidak ada DNA selain milik korban di lokasi temuan.

Selain itu, tidak ditemukan juga aktivitas percakapan janggal di ponsel korban.

Sebaliknya, hasil pemeriksaan secara intensif oleh Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) menunjukkan, korban mengalami banyak stres semasa hidupnya.

Salah satunya adalah tuntuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.

"Tuntutan akademik, keterpaparan dengan konflik yang dihadapi di lingkungan kehidupannya, dan kesulitan untuk menyalurkan emosi negatif, terutama frustrasi dan kemarahan secara adaptif," ujar dr Nael dari Apsifor, masih dari sumber yang sama.

Hasil Apsifor juga menemukan bahwa CHR mengalami masalah komunikasi dan interaksi sosial dalam berbagai koteks, baik verbal maupun nonverbal.

Korban juga diketahui sudah ingin mengakhiri hidupnya sejak duduk di bangku SMP.

Akumulasi stresor yang dihadapi korban berdampak pada kondisi psikologisnya.

Temuan tim forensik

Tim kedokteran forensik telah melakukan pemeriksaan pada 25 September pukul 02.00 WIB pada jenazah CHR.

Hasilnya, korban memiliki enam luka tusuk yang terbuka pada dada.

Dari enam luka tusuk, tiga di antaranya memotong iga, hati, dan lambung korban. Kemudian, ada darah dalam rongga dada dan organ dalam yang tampak pucat.

"Ditemukan adanya luka bakar seluas 91 persen akibat paparan api. Ditemukan pula kandungan karbon monoksida dalam darah, dan ada jelaga di batang tenggorokan," kata Arfiani.

Selain itu, ditemukan pula jelaga di batang tenggorokan menunjukkan bahwa CHR masih hidup saat terbakar.

(Sumber: Kompas.com/Nabilla Ramadhian | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina).

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/24/190000765/kasus-ditutup-ini-kronologi-dan-penyebab-anak-pamen-tni-au-tewas-di-lanud

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke