Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Museum Nasional Kebakaran, Bagaimana Nasib Benda-benda Bersejarah?

KOMPAS.com - Museum Nasional Indonesia atau kerap disebut Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, dilanda kebakaran pada Sabtu (16/9/2023) malam.

Diberitakan Antara, Sabtu, kebakaran diduga berasal dari korsleting arus listrik yang terjadi di bedeng proyek renovasi museum.

"Korsleting listrik di belakang pameran museum diduga berasal dari area bedeng tukang yang sedang melaksanakan perbaikan gedung Blok C," ujar Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Asril Rizal.

Museum Nasional Indonesia adalah museum arkeologi, sejarah, etnografi, serta geografi yang telah dibuka sejak 1868, dilansir dari Kompas.com, Sabtu.

Penuh dengan barang-barang kuno, museum ini merupakan rumah dari arca, prasasti, hingga berbagai benda kerajinan hasil peninggalan budaya zaman dulu.

Bahkan, sejak 2001, semua koleksi di Museum Gajah tercatat mencapai 109.342 buah dan dikenal sebagai salah satu museum terlengkap di Indonesia.

Lantas, bagaimana nasib barang-barang bersejarah pasca-kebakaran melanda Museum Nasional?

Kemendikbud fokus pengamanan benda bersejarah

Plt Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Ahmad Mahendra memastikan situasi Museum Nasional kini telah terkendali.

Hal tersebut berkat respons cepat antara tim pemadam kebakaran, kepolisian, serta Museum Nasional Indonesia, sehingga api berhasil padam pada 22.40 WIB.

"Ada enam ruangan di Gedung A yang terdampak, sedangkan 15 ruangan lainnya di gedung A serta ruangan pamer gedung B dan C sama sekali tidak terdampak," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (17/9/2023).

Mahendra mengungkapkan, sebagian koleksi yang terdampak kebakaran adalah replika atau tiruan, termasuk di bagian benda prasejarah.

Sementara itu, untuk sisa koleksi atau barang sejarah lain di Museum Nasional, saat ini berada dalam keadaan aman.

Koleksi hasil repatriasi atau pemulangan dari Belanda pun dipastikan tidak terdampak karena tersimpan di lokasi yang jauh dari kebakaran.

"Kami secara intensif terus melakukan pengukuran dampak dan rencana tindak lanjut," lanjut Mahendra.

Museum Nasional ditutup sementara

Kendati relatif terlindungi, pihaknya masih harus kembali memastikan keamanan benda bersejarah yang tersimpan dalam Museum Gajah.

Prioritas BLU MCB saat ini pun tetap mengidentifikasi dan memperbaiki ruangan museum yang terdampak.

Oleh karena itu, BLU MCB memutuskan untuk menutup kunjungan ke Museum Nasional Indonesia sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Kami akan berupaya keras untuk memastikan bahwa museum kembali dalam kondisi terbaik secepat mungkin," ungkap Mahendra.

Dia mengatakan, dikarenakan force majeur atau keadaan kahar, tiket yang telah dibeli pengunjung akan dikembalikan.

Informasi pengembalian dana tersebut akan disampaikan segera setelah pihaknya memiliki panduan yang lebih jelas.

"Kami mohon pengertian dari masyarakat atas langkah yang kami ambil. Tujuannya adalah untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengunjung," kata Mahendra.

Sementara itu, sesuai instruksi Mendikbudristek, BLU MCB telah membentuk tim khusus untuk merawat serta mengamankan benda-benda sejarah dan budaya yang terdampak kebakaran.

Investigasi juga masih terus dilakukan guna menentukan penyebab pasti dari kebakaran yang melanda museum.

"Kami berkomitmen untuk terus berbagi temuan investigasi dengan publik seiring perkembangannya," tutupnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/17/121500665/museum-nasional-kebakaran-bagaimana-nasib-benda-benda-bersejarah-

Terkini Lainnya

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Tren
KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

Tren
Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Tren
Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Tren
Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Tren
Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Tren
Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Tren
Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba 'Black Widow' dari Antibodi Manusia

Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba "Black Widow" dari Antibodi Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke