KOMPAS.com - Penerimaan karyawan melalui jalur professional hire atau pro hire tengah ramai diperbincangkan warganet.
Salah satunya, diunggah oleh akun ini di media sosial X, dulu Twitter.
"Memang perlu dibedakan jalur ordal sama referensi/referal ya sepertinya. Kalau rekrutmen via referal prosesnya ga otomatis keterima, masih lanjut lagi tergantung gimana lolos apa ga. Kalau ordal ya uda diterima karena faktor a b c d," tulis penggunggah.
Informasi mengenai jalur professional hire pada penerimaan karyawan itu bermula dari klarifikasi konten kreator sekaligus pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Vina Muliana yang mengklarifikasi tuduhan jalur orang dalam pada jenjang kariernya.
Menurut dia, dirinya diterima perusahaan BUMN melalui jalur professional hire.
Lantas, apa itu professional hire?
Mengenal professional hire
Professional hire atau pro hire adalah rekrutmen yang membutuhkan kompentensi dan pengalaman khusus pada bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Umumnya, professional hire ditujukan bagi mereka yang sudah berpengalaman di bidang tertentu sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Koordinator Humas Kementerian BUMN Sitta Izza Rosdaniah membenarkan bahwa professional hire sering dilakukan di beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Itu kebijakan masing-masing BUMN. Sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing BUMN,” ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (10/9/2023).
Salah satu perusahaan BUMN yang membuka rekrutmen professional hire adalah PT PLN.
Professional hire PLN biasanya dibuka bagi kandidat yang berpengalaman minimal 5 tahun di bidang yang dibutuhkan.
Selain berpengalaman, kandidat juga wajib memenuhi beberapa persaratan, seperti lulusan pendidikan dan tidak melampaui batas usia yang ditentukan.
Rekrutmen professional hire imbuhnya, tidaklah sama dengan praktik orang dalam yang kerap dipandang negatif.
Sitta mengatakan, rekrutmen professional hire diumumkan secara luas dan terbuka bagi siapa pun pelamar yang memenuhi persyaratan.
Konsultan karier dan pencetus platform Jurusanku, Ina Liem menyampaikan bahwa professional hire tidak selalu melibatkan rekomendasi karyawan setempat.
“Profesional hire biasanya tidak melalui referensi orang di dalam perusahaan. Misalnya mencari karyawan melalui platfrom pencarian kerja seperti LinkedIn, Jobstreet, dan sebagainya,” kata dia kepada Kompas.com, Minggu.
Berbeda dengan rekrutmen orang dalam yang direkomendasikan langsung oleh karyawan perusahaan terkait, menurut Ina, jalur orang dalam ini juga bisa berarti positif dan negatif.
“Misalkan ada pimpinan perusahaan yang mengenal seseorang dengan kinerja bagus, meminta HRD untuk merekrut orang tersebut, daripada mencari orang yang tidak dikenal dan belum ketahuan jelas kerjanya bagus atau tidak. Ini termasuk positif,” kata dia.
Namun, jalur orang dalam bisa menjadi negatif apabila dikaitkan dengan praktik nepotisme.
“Hanya karena ingin memasukkan saudara atau teman misalnya. Padahal rekam jejaknya belum tentu bagus. Lalu memaksa HRD untuk merekrut orang tersebut. Ini termasuk negatif,” tandas Ina.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/10/190000665/beda-dengan-jalur-orang-dalam-apa-itu-professional-hire-