Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Sopir Ambulans di Sragen yang Jemput Pasien Pakai Kebaya dan Sanggul

KOMPAS.com - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI masih menyisakan momen unik.

Momen itu melibatkan seorang relawan sopir ambulans NU Peduli Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah bernama Tulus Dicky Andreyanto (26).

Aksinya menjemput pasien mengenakan kebaya lengkap dengan riasan dan sanggul terekam kamera dan viral di media sosial.

Video itu diunggah oleh rekan sejawatnya, Zulfikar di TikTok, Selasa (22/8/2023).

"Apapun keadaan nya jika itu emergency kita siap menjalankan tugas," tulis Zulfikar dalam unggahannya.

Dalam vdieo itu, Tulus begitu dia akrab disapa, tampak mengenakan kebaya berwarna merah jambu dan kain yang melilit tubuh bagian bawahnya.

Tulus juga masih memakai sanggul di kepalanya dan riasan yang menghiasi wajahnya.

Tetap bertugas saat karnaval

Dihubungi Kompas.com, Rabu, Tulus menceritakan kronologi kejadian unik tersebut.

Saat itu, dia mengaku tengah mengikuti acara karnaval HUT ke-78 RI bersama Paguyuban Ambulans Sragen (PAS) di Gemolong, Sragen, Sabtu (19/8/2023).

"Saya sedang mengikuti karnaval dan sekitar pukul 15.30 WIB terjadi kecelakaan," ujar dia.

Tulus kemudian diminta untuk menjemput pasien korban kecelakaan yang mengalami fraktur rahang dan pendarahan di bagian kepala.

“Pada saat itu kondisi kita dihubungi oleh keluarga dan meminta pertolongan sehingga kita membagi tugas. Mas Zul dan Mas Anang mempersiapkan alat dan saya mengambil unit ambulans,” terang Tulus.

Menurutnya, lokasi karnaval tidak jauh dari lokasi penjemputan.

Pasien itu dijemput di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soeratno Gemolong dan hendak diantar ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta setelah mendapat rujukan dari dokter.

"Ketika dijemput, korban sudah tidak sadarkan diri," ungkap Tulus.

Sempat jadi bahan tertawaan

Tulus mengaku sempat menjadi bahan tertawaan penonton karnaval ketika dirinya berlari mengenakan kebaya dan kain yang dikenakannya.

“Sebetulnya kemarin pas ambil ambulans di parkiran sempat ditertawain sama penonton karnaval,” kata dia.

Namun, Tulus mengaku tidak terganggu dengan hal tersebut.

“Saya bodo amat, yang penting pasien terkondisikan dengan selamat,” tandasnya.

Sebagai relawan sopir ambulans, Tulus mengaku tidak memiliki waktu libur. Dia harus siaga kapan saja ketika masyarakat membutuhkannya.

Alasan menjadi relawan sopir ambulans

Tulus sudah 9 bulan tergabung ke dalam relawan NU Peduli Kecamatan Miri, Sragen.

Selain menjadi relawan, dia merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Surakarta. Saban pagi, Tulus juga mengaku berjualan di pasar.

“Kalau pagi jam 02.00-08.00 WIB, saya jualan di Pasar pagi,” kata dia.

Tulus mengungkapkan alasan mengapa dirinya tergerak menjadi relawan. Dia ingin menolong sesama.

“Motivasinya ya buat menolong antar sesama aja sih. Karena banyak yang masih membutuhkan pertolongan,” tuturnya.

Menurutnya, menjadi relawan sopir ambulans memberi banyak pelajaran dan pengalaman.

Pengalaman paling tak terlupakan bagi Tulus adalah ketika mengantarkan jenazah ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“(Saat itu) saya menempuh jalur darat selama 23 jam,” kata dia.

Tulus juga mengaku belajar tentang keikhlasan selama menjadi relawan sopir ambulans.

“Dukanya kalau gagal bawa pasien, yang pasien itu meninggal,” ungkapnya.

Terkait videonya yang viral, Tulus mengaku tidak menyangka. Namun, dirinya tidak terganggu dengan viralnya video tersebut.

“Aman, tetep seperti biasa,” tandas dia.

Ambulans NU Peduli Kecamatan Miri, Sragen merupakan salah satu layanan sukarela untuk menjemput pasien dan jenazah baik dari dalam kota maupun luar kota.

Fasilitas tersebut tersedia selama 24 jam penuh. Masyarakat bisa menghubungi nomor 081329572307 untuk mendapatkan layanan.

Masyarakat juga bisa berinfaq untuk membantu masyarakat sekitar dengan menghubungi laman ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/23/190000265/cerita-sopir-ambulans-di-sragen-yang-jemput-pasien-pakai-kebaya-dan-sanggul

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke