Data dari WHO juga menunjukkan gangguan pendengaran bisa dialami oleh anak-anak, tidak hanya orang dewasa.
Jumlah manusia yang mengalami gangguan pendengaran itu berpotensi bertambah dari tahun ke tahun.
Bahkan, menurut data di laman WHO, lebih dari 700 juta orang diperkirakan akan mengalami gangguan pendengaran pada 2050.
Data lain menyebut lebih dari 1 miliar orang dewasa berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen yang sejatinya bisa dihindari.
Dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, Bedah Kepala, dan Leher (THTBKL) Tri Juda Airlangga Hardjoprawito menjelasakan, gangguan pendengaran terjadi ketika seseorang mengalami penurunan pendengaran di salah satu atau kedua telinga.
"Gangguan pendengaran adalah penurunan pendengaran di salah satu atau kedua telinga, dapat dikategorikan menjadi ringan, sedang, sedang-berat, berat, dan sangat berat," tulis Dokter Tri dalam materi yang diberikan kepada Kompas.com, Jumat (14/7/2023).
Dalam materinya, Dokter Tri juga menjelasakan bahwa gangguan pendengaran bisa memengaruhi komunikasi, emosional, prestasi, dan hubungan sosial.
Di samping itu, WHO menulis, hampir 80 persen orang dengan gangguan pendengaran tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Tanda-tanda gangguan pendengaran
National Health Service (NHS) menulis beberapa poin yang menjadi tanda-tanda umum seseorang mengalami gangguan pendengaran. Berikut rinciannya:
Penyebab gangguan pendengaran
Dokter Tri menjelaskan, gangguan pendengaran bisa terjadi karena berbagai penyebab.
Gangguan pendengaran juga disebut bisa terjadi pada semua usia, baik sejak lahir (tuli kongenital) maupun sampai usia lanjut (presbiakusis).
Berikut beragam penyebab gangguan telinga:
Upaya pencegahan
Dokter Tri turut memberikan beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai upaya pecegahan terhadap gangguan pendengaran. Berikut beberapa di antaranya:
https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/15/130000665/waspada-gangguan-pendengaran-kenali-tanda-tanda-dan-pencegahannya