Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aksi Mahasiswa KKN UGM Bersihkan 300 Ton Sampah Pantai Terkotor Ke-2 di Indonesia Bersama Pandawara

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan mahasiswa KKN Universitas Gadjah Mada (UGM) membersihkan Pantai Sukaraja di Bandar Lampung, Lampung, ramai di media sosial.

Aksi itu dilakukan bertepatan dengan kegiatan bersih-bersih pantai pada Senin (10/7/2023) yang diinisiasi Pandawara, kelompok pemuda sadar lingkungan yang kerap membersihkan sampah di beberapa wilayah.

Dalam kegiatan tersebut, Pandawara mengajak masyarakat untuk membersihkan Pantai Sukaraja yang mereka sebut sebagai pantai terkotor ke-2 di Indonesia. Salah satu pihak yang terlibat adalah mahasiswa UGM.

Momen mahasiswa UGM ikut membersihkan sampah bersama Pandawara di Pantai Sukaraja diketahui dari unggahan ulang akun Instagram ini dari akun TikTok ini.

Dalam video, Pandawara bersama sukarelawan terlihat membersihkan sampah yang sudah menggunung sampai menutupi permukaan pantai.

"Momen Anak KKN UGM ikut partisipasi bersihkan Pantai Lampung bersama Pandawara," cuit pengunggah, Rabu (12/7/2023).

29 mahasiswa KKN UGM ikut bersihkan pantai Sukaraja

UGM mengonfirmasi bahwa mahasiswanya yang sedang melaksanakan KKN di Lampung ikut membantu membersihkan sampah di Pantai Sukaraja.

Hal tersebut diutarakan Dosen Pemimbing Lapangan (DPL) KKN UGM Atus Syahbudin.

Ia menyampaikan, mahasiswa UGM yang ikut membersihkan sampah di Pantai Sukaraja berjumlah 29 orang.

Mereka berasal dari kelompok yang menjalani KKN di Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung.

"Fakutasnya berasal dari Kehutanan, Ilmu Budaya, Filsafat, Teknologi Pertanian, Kedokteran, Teknik, Ekonomika dan Bisnis, Pertanian, Farmasi, dan Sekolah Vokasi," kata Atus kepada Kompas.com, Kamis (13/7/2023).

Bersihkan sampah termasuk program KKN

Meski dilakukan bersama Pandawara, Atus menjelaskan aksi mahasiswa UGM membersihkan sampah termasuk program KKN di Lampung di mana mereka berusaha mewujudkan Program Kampung Iklim (ProKlim).

Proklim mengacu pada indikator penilaian Kampung ProKlim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, salah satunya pilah-pilih dan pengelolaan sampah.

Mahasiswa UGM yang KKN di Lampung mengimplementasikan program tersebut di 3 dusun di Desa Pemanggilan, yakni Serbajadi, Serajadi 2, dan Induk.

Sebelum diterapkan di Lampung, Proklim telah diimplementasikan di Kampung ProKlim Utama Girikerto Jamus, Ngawi, Jawa Timur dan Kampung Proklim RW 5 Desa Agrowisata, Pekanbaru, Riau.

"29 mahasiswa KKN PPM UGM di Desa Pemanggilan Natar ini juga memiliki maksud yang sama. Mengopi keberhasilan dari kampung ProKlim yang telah berhasil," ujar Atus.

"Termasuk bekerja sama ikut membersihkan pantai sebagai salah satu program kerja KKN bersama Pandawara di Bandar Lampung," lanjutnya.

Mahasiswa UGM bersihkan 300 ton sampah

Lebih lanjut, Atus berharap mahasiswanya semakin memahami budaya masyarakat Lampung setelah berbaur bersama Pandawara melalui kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Sukaraja.

Ia juga ingin mahasiswanya menghayati pentingnya pengelolaan sampah dan dampak bahayanya.

Saat ditanya soal berapa sampah yang diangkut dari Pantai Sukaraja, Atus mengatakan mahasiswanya berhasil mengangkut 300 ton sampah.

"300 ton. Namun, fungsi penimbangan sebenarnya bukan di KKN PPM UGM," papar Atus.

"Kami ingin menginspirasi masyarakat bahwa UGM pun mendukung kalau Lampung semakin bersih, hijau dan sehat," sambungnya.

Pihaknya juga mendorong masyarakat di Lampung, terkhusus di lokasi KKN-nya, untuk mencintai wilayahnya yang lebih bersih, hijau, dan sehat.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/13/180000965/aksi-mahasiswa-kkn-ugm-bersihkan-300-ton-sampah-pantai-terkotor-ke-2-di

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke