KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan puluhan warga negara Indonesia (WNI) disebut berada di Myanmar dan diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), viral di media sosial.
Dalam keterangan video, disebutkan bahwa WNI tersebut tertipu job scam dan dipaksa bekerja sebagai scammer.
Disebutkan juga bahwa para WNI itu terancam diperdagangkan di Myanmar.
"Tak hanya itu, bagi mereka yang ingin pulang, dimintai tebusan sebanyak Rp 200 juta per kepala," tulis pengunggah dalam akun @Heraloebss.
Kompas.com telah mendapat izin untuk mengutip keterangan dalam unggahan tersebut.
Menurut keterangan pengunggah, para korban sebelumnya dijanjikan untuk bekerja di Thailand.
Setibanya di Thailand, mereka justru dibawa ke perbatasan Myanmar dan dibawa pergi dengan penjagaan dua orang bersenjata.
Di sebuah tempat yang tidak diketahui, para WNI ini disebut telah dipekerjakan secara tidak layak.
"Mereka dipaksa bekerja mulai dari pukul 20.00 malam hingga pukul 13.00 siang," tulisnya.
"Tugas mereka adalah mencari kontak-kontak sasaran untuk ditipu melalui website atau aplikasi Crypto sesuai dengan target perusahaan," sambungnya.
Bahkan, mereka akan dihukum secara fisik apabila target tersebut tidak terpenuhi.
Pihak keluarga WNI juga disebut telah melaporkan kasus ini ke pemerintah pada akhir Maret 2023, tetapi belum ada kejelasan hingga saat ini.
Sementara itu, Direktur Bina Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2PMI) Kementerian Ketenagakerjaan Rendra Setiawan mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terkait kasus tersebut.
"Lagi dicek, soalnya Myanmar bukan negara penempatan yang secara resmi sudah kami buka," kata Rendra saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (28/4/2023).
Menurutnya, data para WNI yang ditempatkan secara nonprosedural atau ilegal sulit untuk dilacak.
Kendati demikian, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk terkait nasib para WNI tersebut.
Kasus scammer semacam ini sudah berulang kali menyasar para WNI. Karenanya, ia mengingatkan agar warga tidak mudah tertipu.
"Sebagian besar bisa dipulangkan, masalah scammer ini sudah lama dan terus berulang, kita sudah sosilasasikan ke masyarakat agar tidak tertipu, terus kita lakukan, kemarin sudah ratusan dipulangkan Kemlu," jelas dia.
"Mudah-mudahan klau datanya ada, masuk ke KBRI, bisa dipulangkan. Kita koordinasi dengan Kemlu, karena ini keberangkatan tidak melalui prosedur resmi, sehingga tidak ada yang bertanggung jawab," sambungnya.
Sementara itu, Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah memastikan bahwa KBRI di Myanmar dan Thailand sedang menindaklanjuti informasi ini.
Berdasarkan penulusuran, lokasi para WNI tersebut berada di wilayah perbatasan.
"KBRI baik di Myanmar maupun Thailand tengah menindak-lanjuti informasi ini. Dari penulusuran sejauh ini lokus-nya adalah di wilayah perbatasan," kata Teuku saat dikonfirmasi secara terpisah, Jumat.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/28/144800465/beredar-video-puluhan-wni-di-myanmar-meminta-dipulangkan-disebut-korban