Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Kita Tidak Bisa Melihat Udara?

Berbeda dari benda padat dan cair yang bisa terlihat, udara yang berwujud benda gas tidak bisa dilihat oleh mata.

Udara, angin, dan benda-benda gas lainnya tidak bisa dilihat manusia dengan mata telanjang atau tanpa alat.

Lalu, mengapa manusia tidak bisa melihat udara?

Kemampuan retina

Dilansir dari Science Focus, manusia tidak bisa melihat angin dan udara karena kemampuan retina yang peka terhadap panjang gelombang cahaya.

Saat mata melihat udara, gelombang cahaya akan melewati retina tanpa hambatan dari udara yang tidak memiliki bentuk padat. Akibatnya, udara tidak akan terlihat oleh mata.

Udara juga bertekanan rendah, kurang padat daripada angin yang bertekanan tinggi. Hal ini membuat udara memiliki indeks pembiasan cahaya yang lebih rendah.

Hasilnya, keberadaan udara semakin tidak memengaruhi jalur sinar cahaya ke mata sehingga tidak bisa dilihat.

Meski begitu, udara akan bisa terlihat saat angin berhembus atau menjadi badai tornado.

Udara kurang berwarna

Selain karena kemampuan retina mata, udara yang tidak memiliki banyak warna juga menjadi penyebab benda berwujud gas itu tidak terlihat.

Menurut Highlight Kids, udara tidak terlihat karena benda ini sangat sedikit mengirimkan warna ke mata manusia.

Kondisi tersebut berbeda dari obyek yang memiliki warna. Obyek berwarna mampu menyerap gelombang cahaya dan warna untuk dipantulkan kembali ke mata manusia.

Hal ini membuat suatu obyek terlihat berwarna sesuai pantulan yang sampai di mata manusia.

Udara adalah campuran gas, terutama nitrogen dan oksigen, serta molekul berukuran sangat kecil yang letaknya berjauhan. Gelombang cahaya dapat melewati molekul-molekul ini tanpa mengenainya.

Ketika cahaya menabrak molekul, cahaya akan menyerap dan menyebarkan beberapa warna ke segala arah. Ukuran molekul pada udara sangat kecil sehingga sulit dilihat mata, kecuali jika jumlahnya ada banyak.

Tidak semua cahaya terlihat mata

Dikutip dari Press Connects, manusia membutuhkan cahaya untuk melihat suatu obyek. Setelah cahaya mengenai obyek, cahaya akan menyerap sebagian warna dan memantulkan warna lainnya.

Warna yang terpantul inilah yang akan terlihat oleh bola mata lalu ditafsirkan otak membentuk obyek yang kelihatan.

Sayangnya, manusia tidak melihat semua jenis gelombang cahaya yang ada. Mata bisa melihat obyek tergantung pada frekuensi dan panjang gelombang cahayanya.

Bagi manusia, spektrum cahaya yang terlihat berada di antara cahaya ungu dengan panjang gelombang sekitar 400 nanometer dan cahaya merah dengan panjang gelombang sekitar 700 nanometer.

Karena mata manusia hanya bisa melihat dalam spektrum yang sangat sempit, obyek apapun yang dapat terlihat harus memantulkan cahaya sesuai dengan spektrum itu.

Nah, udara ternyata memiliki pantulan warna yang tidak terletak pada spektrum cahaya yang terlihat manusia. Hal inilah yang membuat udara tidak terlihat oleh mata manusia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/24/213000865/kenapa-kita-tidak-bisa-melihat-udara-

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke