Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Manfaat Makanan Pedas bagi Kesehatan

KOMPAS.com - Makanan pedas adalah makanan yang umumnya mengandung cabai, lada atau rempah lainnya seperti kunyit, bawang putih, jahe, dan jintan.

Banyak yang beranggapan bahwa mengonsumsi makanan pedas dapat memberikan dampak yang negatif bagi tubuh, seperti diare atau memicu naiknya asam lambung.

Namun, dalam takaran yang pas, ternyata mengonsumsi makanan pedas dapat memberi sejumlah manfaat bagi kesehatan.

Bagi Anda yang menyukai makanan pedas, berikut 6 manfaat makanan pedas untuk kesehatan.

1. Membantu menurunkan berat badan

Dilansir dari University of Chicago Medicine, saus pedas dapat membantu menurunkan berat badan seseorang.

Telah dilakukan meta-analisis dari 90 penelitian berbeda untuk melihat peran capsaicin dalam manajemen berat badan.

Hasil analisis tersebut menemukan bahwa makanan pedas dapat mengurangi nafsu makan dan meningkatkan pengeluaran energi, sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.

2. Membantu Anda hidup lebih lama

Menurut studi berbasis populasi ekstensif pada 2015, mereka yang mengonsumsi makanan pedas 6 atau 7 hari seminggu, menunjukkan penurunan risiko relatif 14 persen dalam total kematian.

Hal itu dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi cabai kurang dari satu kali dalam seminggu.

Dilansir dari Healthline, data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa rempah seperti jintan, kayu manis, kunyit, paprika, dan cabai, dapat meningkatkan tingkat istirahat metabolisme dan memperlambat nafsu makan.

Beberapa penelitian lain menemukan bahwa capsaicin meningkatkan kemampuan tubuh untuk memecah lemak dan membakar lebih banyak energi.

4. Melawan peradangan

Makanan pedas diketahui dapat mengurangi peradangan. Ada bukti bahwa capsaicin dapat membantu memerangi peradangan tingkat rendah di usus.

Dalam pengobatan Ayurveda, sifat anti-inflamasi jahe dan bawang putih telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati berbagai kondisi, seperti radang sendi, gangguan autoimun, bahkan sakit kepala dan mual.

Selain itu, kandungan curcumin dalam kunyit dapat mengurangi peradangan pada tubuh.

Melansir laman Clevelandclinic, makanan pedas yang mengandung banyak rempah, dapat membantu memecah lemak dalam makanan dan meningkatkan kesehatan jantung.

Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa makanan pedas dapat mengurangi risiko penyakit seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga diabetes tipe 2.

Sebuah studi dari University of Vermont menemukan bahwa orang yang secara teratur mengonsumsi cabai memiliki kemungkinan kematian 13 persen lebih rendah.

6. Meningkatkan mikrobioma

Makanan pedas sering dianggap sepele, terutama dianggap sebagai ide yang buruk untuk seseorang dengan perut sensitif.

Namun, ada bukti bahwa capsaicin sebenarnya baik untuk mikrobioma di usus Anda.

Mikrobioma adalah komunitas bakteri dan mikroba lain yang penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan aspek kesehatan lainnya.

Capsaicin justru dapat merangsang flora usus yang sehat dan memiliki efek positif pada saluran pencernaan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/04/144500765/6-manfaat-makanan-pedas-bagi-kesehatan

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke