Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Hakim, Jaksa, dan Pengacara di Inggris Memakai Rambut Palsu?

Di banyak negara, penggunaan jubah dalam persidangan merupakan hal biasa. Namun, tidak demikian dengan rambut palsu seperti yang ada di Inggris.

Lantas, mengapa hakim, jaksa, dan pengacara di Inggris menggunakan rambut palsu saat persidangan?

Sejarah hakim, jaksa, dan pengacara di Inggris pakai wig

Dilansir dari laman HowStuffWorks, rambut palsu mulai populer di Inggris pada akhir abad ke-16. Hal itu seiring dengan mewabahnya penyakit yang menyebabkan rambut rontok. 

Rambut rontok ini dinilai sangat bermasalah di lingkungan sosial saat itu.

Selain menyamarkan kebotakan, rambut palsu juga membantu menutupi mereka yang memiliki kutu.

Sebab, lebih mudah bagi mereka untuk mencopot dan membersihkan rambut palsu, dibanding menyingkirkan kutu pada rambut asli.

Tren rambut palsu pun menyebar pada masyarakat kalangan atas Inggris.

Bahkan, seperti dilansir dari laman judiciary.uk, pemerintahan Raja Charles II (1660-1685) membuat rambut palsu menjadi pakaian penting untuk digunakan masyarakat.

Rambut palsu yang menjadi mode juga mulai dikenakan oleh beberapa hakim di ruang sidang.

Namun begitu, potret para hakim pada awal 1680-an masih menunjukkan rambut asli. Hal ini menandakan bahwa penggunaan rambut palsu saat itu belum menjadi kewajiban.

Hingga pada 1685, rambut palsu dengan panjang sebahu mulai diadopsi sebagai seragam yang pantas di pengadilan.

Seperti fungsi seragam pada umumnya, rambut palsu yang disebut peruke ini menciptakan kesan formal dan hikmat.

Rambut palsu di kepala menjadi tanda kesetaraan pemakainya, tidak memihak, campur tangan, atau keterlibatan kepentingan pribadi.

Dalam persidangan di Inggris, apabila ada pengacara yang tidak memakai rambut palsu ini dalam persidangan, ia bisa dianggap tidak sopan.

Pengacara dan hakim mengenakan jenis peruke yang berbeda.

Pengacara di dalam persidangan harus mengenakan rambut palsu yang sedikit keriting di bagian atasnya. Selain itu juga memiliki dua kuncir rambut lurus dibelakanganya.

Sementara hakim mengenakan rambut palsu yang lebih panjang atau sedikit melewati bahu dan seluruhnya keriting.

Seiring bertambahnya usia, peruke akan semakin menguning. Namun, warna menguning ini justru menjadi dambaan karena menunjukkan seberapa lama atau banyaknya pengalaman hakim.

Di abad ke-17, rambut palsu yang berbahan rambut kuda hanya digunakan orang yang mampu.

Rambut palsu yang harganya lebih terjangkau dulu dibuat dengan rambut kambing, kapas, atau rambut orang yang sudah meninggal.


Masih dari judiciary.uk, penggunaan rambut palsu untuk profesi hukum, uskup, dan kusir, mulai mengalami penurunan pada masa pemerintahan Raja George III (1760-1820).

Mereka pun diizinkan untuk berhenti mengenakan rambut palsu pada 1830-an.

Hakim pengadilan sipil hanya mengenakan rambut palsu ikal panjang sebahu sampai 1780-an dan diganti dengan rambut palsu model bob keriting berekor mulai diadopsi.

Sementara itu, rambut palsu ikal sebahu masih digunakan untuk pengadilan kriminal sampai 1840-an.

Adapun kini, peruke model panjang tersebut menjadi cadangan dan hanya digunakan sebagai pakaian seremonial.

Sedangkan untuk sehari-hari, para hakim menggunakan rambut palsu putih yang lebih kecil.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/24/153000165/mengapa-hakim-jaksa-dan-pengacara-di-inggris-memakai-rambut-palsu-

Terkini Lainnya

Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Tren
Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Tren
[POPULER TREN] Curhatan Kepala Otorita IKN Tak Digaji 11 Bulan | Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah

[POPULER TREN] Curhatan Kepala Otorita IKN Tak Digaji 11 Bulan | Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah

Tren
Jalan Kaki dan Joging, Mana yang Lebih Sehat?

Jalan Kaki dan Joging, Mana yang Lebih Sehat?

Tren
Ilmuwan NASA Membuat Zona Waktu untuk Bulan, Begini Cara Kerjanya

Ilmuwan NASA Membuat Zona Waktu untuk Bulan, Begini Cara Kerjanya

Tren
Viral, Video Embun Upas Muncul di Dieng, Jateng, Ini Kata BMKG

Viral, Video Embun Upas Muncul di Dieng, Jateng, Ini Kata BMKG

Tren
Kasus Ibu Lecehkan Anak Baju Biru di Tangsel, Ahli: Dalang di Balik Tersangka Harus Diungkap

Kasus Ibu Lecehkan Anak Baju Biru di Tangsel, Ahli: Dalang di Balik Tersangka Harus Diungkap

Tren
Pernah Dituduh Plagiat, Berikut 5 Fakta Menarik tentang Teori Relativitas Einstein

Pernah Dituduh Plagiat, Berikut 5 Fakta Menarik tentang Teori Relativitas Einstein

Tren
RUU KIA Disahkan, Begini Aturan Cuti Suami Saat Dampingi Istri Melahirkan

RUU KIA Disahkan, Begini Aturan Cuti Suami Saat Dampingi Istri Melahirkan

Tren
Belum Kembalikan Dana Peserta Rp 567 M, BP Tapera: BPK Nyatakan Selesai

Belum Kembalikan Dana Peserta Rp 567 M, BP Tapera: BPK Nyatakan Selesai

Tren
Respons PDI-P, PKS, PAN, dan PKB soal Mundurnya Kepala Otorita IKN

Respons PDI-P, PKS, PAN, dan PKB soal Mundurnya Kepala Otorita IKN

Tren
Cerita Tri Adinata, Bermula dari Cover Lagu, Berujung Sepanggung dengan Alan Walker

Cerita Tri Adinata, Bermula dari Cover Lagu, Berujung Sepanggung dengan Alan Walker

Tren
7 Daerah Akan Uji Coba Pembuatan SIM dengan Syarat Punya BPJS Kesehatan, Mana Saja?

7 Daerah Akan Uji Coba Pembuatan SIM dengan Syarat Punya BPJS Kesehatan, Mana Saja?

Tren
Apakah Perusahaan Berhak Memotong Gaji Karyawan yang Sakit dan Tidak Masuk Kerja?

Apakah Perusahaan Berhak Memotong Gaji Karyawan yang Sakit dan Tidak Masuk Kerja?

Tren
Benarkah Cobek dan Ulek Batu Bisa Picu Batu Ginjal? Ini Faktanya

Benarkah Cobek dan Ulek Batu Bisa Picu Batu Ginjal? Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke