Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Makin Gagal Paham Logika Kuantum

Maka tatkala logika dan kuantum digabung menjadi logika-kuantum wajarlah apabila saya menjadi malah makin babak-belur akibat makin gagal paham terhadap dua unsur luar biasa sulit saya pahami dengan daya otak tumpul saya.

Konon biang keladi istilah logika-kuantum adalah pemikir terkemuka Amerika Serikat bernama Hilary Putnam yang telah banyak berjasa dalam mempersembahkan kontribusi pemikiran terhadap metafisika, epistemologi, linguistik, filsafat pemikiran, sains, matematika, dan logika.

Putnam tersohor berkat ujar-ujar keimanan logikal bahwa “quantum logic is the true logic” yang telah berhasil “meyakinkan” secara alasanologis bahwa tersedia alasan empirikal untuk mengedepankan logika kuantum ketimbang logika klasikal.

Bahwa fisika kuantum pada prinsipnya de facto empirikal akibat pada hakikatnya pergeseran keyakinan ke arah logika-kuantum serta merta memecahkan teka-teki kuantum mekanika yang menghantui sampai dibawa ke alam baka oleh Albert Einstein.

Mujur tak teraih, nahas tak tertolak keruwetan logika kuantum makin diperuwet oleh Hilary Putnam dengan formula hukum distribusi logika kuantum bikinan diri sendiri, yaitu p&(qvr)=(p&q)v(p&r).

Mohon jangan tanya ke saya mengenai makna formula hukum distribusi logika kuantum tersebut sebab saya sudah cukup gagal paham makna sang logika kuantum an sich sebelum diformulakan hukum distribusinya atau distribusi hukumnya oleh Hilary Putnam.

Demi memperparah suasana gagal-paham yang sudah parah, saya menambahkan beban bingungologis pada naskah gagal-paham logika kuantum (atau logika kuantum?) ini dengan meng-copy-pasti sabda Hilary Putnam sebagai berikut “I became aware that to be able to read the results of an experiment and know which logic it supports. We must already start with some kind of reasoning. So not all logic is gained from observation. I still believe that there are facts in the world that determine which logic is appropriate to use in each case, and that no logic is better than another”.

Dari kalimat berbelit ke dan dari berbagai arah itu dapat disimpulkan bahwa sang maha pemikir hebat ini memang mengutamakan kerendahan hati sebagai pedoman perjalanan upaya mencari makna apa yang disebut sebagai logika baik secara tergabung maupun terpisah dari kuantum sambil secara sadar berikhtiar menghindari generalisasi gaya gebyah-uyah berkedok cetirus paribus berdasar keimanan logikal bahwa tidak ada jenis logika yang lebih logis ketimbang logika lainnya. Termasuk apa yang disebut sebagai logika kuantum itu sendiri.

Di dalam pemikiran Hilary Putnam yang tersohor senantiasa kritis terhadap diri sendiri terasa kehadiran suasana demokratis sejati yang mendambakan keadilan logika bagi seluruh umat manusia termasuk manusia Indonesia berarti termasuk saya.

Namun saya sendiri masih bingung tentang sebenarnya mana yang lebih logis maka lebih benar antara logika kuantum atau kuantum logika.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/13/051923965/makin-gagal-paham-logika-kuantum

Terkini Lainnya

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke