Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Trending #Kanjuruhan Usai Kerusuhan Kanjuruhan Menewaskan 127 Orang

Tagar #kanjuruhan dibicarakan lebih dari 126.000 kali diikuti tagar FIFA, Kapolda Jatim, gas air mata, polisi, suporter, derby, dan Liga 1. 

Tagar tersebut mencuat usai adanya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia termasuk dua polisi tewas.

Kerusuhan Kanjuruhan terjadi seusai laga Liga 1 antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk Persebaya. 

Respons warganet

Beragam respon muncul terkait peristiwa ini. Sejumlah netizen menyampaikan dukanya dan menyayangkan peristiwa ini terjadi.

“Ini tragedi hentikan liga demi kemanusiaan... Shame on u PSSI #kanjuruhan,” tulis salah satu akun.

“Dukanya hilang, namanya kembali terlupakan, hastagnya hilang, suporter kembali bersorak, ibunya.? keluarganya.? seumur hidup benci sepakbola . . #stoptolol #Liga1 #kanjuruhan #suporterliga1 #turutberdukacita #persija #persib #viking #stoptauran” ungkap akun yang lain.

“#kanjuruhan #aremaberduka tiket 50 rb pulang di antar ambulans, tidak memilih suporter arema tidak memilih polisi, semua salah,” kata salah satu akun.

Sementara itu, sejumlah akun yang lain mempertanyakan, mengenai penggunaan gas air mata dalam pertandingan.

“Jika menyalakan flare dilarang saat merayakan kemenangan,apakakah menembakan gas air mata diperbolehkan untuk mangamankan keadaan? Malang,1 oktober 2022 Menelan korban hingga ratusan jiwa,entah dari dewasa hingga anak2 Ini tragedi besar teman2 #kanjuruhanberduka #kanjuruhan,” tulis salah satu akun.

“Namun ternyata, penggunaan gas air mata di dalam stadion merupakan pelanggaran kode kemanan FIFA. Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 jelas disebutkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion. #kanjuruhan,” tulis akun lain.

Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022), laga Arema vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan berakhir dengan skor 2-3.

Kekalahan Arema ini memantik emosi suporter Arema dan membuat para pemain berlari menuju ruang ganti usai wasit meniup peluit panjang.

Para pemain tak sempat berbagi salam untuk penghormatan usai pertandingan, karena para suporter beranjak menuju ke lapangan.

Suporter yang turun ke lapangan berlari menuju ruang ganti mengejar pemain dan beberapa dari mereka melempari benda-benda tumpul.

Jurnalis Kompas TV Muhammad Tiawan dalam laporannya menyebut pihak keamanan mencoba mengamankan kondisi dengan menembakkan gas air mata ke bagian bawah pagar pembatas.

Nahasnya asap gas air mata tersebut mengarah ke tribun dan mengepul ke sisi selatan.

Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab supporter mengalami sesak napas dan pingsan hingga menimbulkan korban jiwa.

Seorang saksi mata Dwi, menduga banyaknya korban yang berjatuhan akibat tembakan gas air mata sehingga banyak suporter mengalami sesak napas.

"Selain itu, saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat supporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ungkap Dwi dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022).

Terkait dengan adanya kerusuhan ini pihak kepolisian buka suara.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan penembakan gas air mata pada oknum supporter Arema FC di atas tribun saat kerusuhan terjadi sudah sesuai prosedur.

Menurutnya itu dilakukan untuk menghalau oknum supporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkis.

"Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," ungkapnya.

Nico menyebut, suporter yang turun ke lapangan sekitar 3.000 suporter dari sekitar 42.288 orang yang memenuhi tribun.

Akibat peristiwa ini 127 korban tewas, dua di antaranya anggota kepolisian.

"Dari jumlah itu, 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan 93 orang lainnya tewas di rumah sakit," katanya.

Sementara itu 180 orang supporter saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

"Kemudian, ada 13 kendaraan mengalami kerusakan akibat amukan massa suporter Aremania pada kesempatan itu. Sebanyak 10 mobil dinas Polri, yang terdiri dari mobil Brimob, K-9, dan 3 di antaranya mobil pribadi," kata Nico.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/02/083000165/trending-kanjuruhan-usai-kerusuhan-kanjuruhan-menewaskan-127-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke