Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

20 Tahun sebagai Jurnalis, Aiman Witjaksono Bicara Momen Penting

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Dalam merintis karier, seseorang perlu menetapkan dan memantapkan garis profesi yang akan dijalankan. Misalnya, menjadi jurnalis profesional, maka ia harus berkomitmen untuk terus belajar dan konsisten mengejarnya.

Salah seorang yang sudah konsisten bahkan berdedikasi dalam mengejar kariernya adalah Aiman Witjaksono, Jurnalis Senior dan Presenter Berita di Kompas TV.

Sudah 20 tahun lamanya pria berusia 43 tahun tersebut berprofesi di dunia jurnalistik. Secara eksklusif, Aiman lantas bercerita tentang sepak terjang dirinya ini dalam episode terakhir di musim kedua siniar miliknya yang bertajuk “Momen Mengubah Hidup dari Jurnalistik”.

“Banyak pelajaran yang saya dapatkan (dalam) perjalanan hidup (berprofesi) saya,” tuturnya.


Dua puluh tahun tahun berprofesi bukanlah waktu yang sebentar bagi seorang jurnalis seperti Aiman. Ia mengatakan bahwa sudah banyak sekali momen-momen penting dalam berprofesi yang dialami. Bahkan, tak jarang dirasa mampu mengubah hidupnya.

Ia mengatakan beberapa di antaranya muncul ketika sedang melakukan liputan jurnalisme investigasi, terutama di kasus-kasus penyiksaan.

“Contohnya Panti Asuhan Maut di Riau. (Di sana) luar biasa, balita bahkan bayi (tak luput dari penyiksaan). Miris sekali,” ucap Aiman.

Selain itu, ia menambahkan bahwa kasus terkini yaitu fenomena kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-Angin, juga turut menjadi momen penting dalam hidupnya.

Dengan prihatin, ia lantas bercerita tentang apa yang dilihatnya ketika meliput fenomena tersebut, “Saya mendapatkan (bukti penyiksaan) yang luar biasa. Plastik kresek dibakar, kemudian tetesannya yang panas (diteteskan) ke punggung. Itu tidak terjadi sekali atau dua kali, tetapi sering dilakukan,” ungkap Aiman.

Misteri teror klitih yang terjadi di Yogyakarta juga turut menjadi perhatian Aiman. Ia mengungkapkan bahwa ada seorang ayah korban klitih yang hingga kini masih trauma melewati salah satu jalan di Yogyakarta, Jalan Kaliurang.

Bagaimana tidak? Jalan tersebut merupakan tempat penganiayaan oleh 40 orang terhadap anaknya.

Aiman merasa sedih dan prihatin atas kejadian tersebut. Terlebih, selain sebagai jurnalis, dirinya juga adalah seorang ayah di rumah sehingga ia merasa dekat dengan kejadian tersebut.

“Sungguh sedih menjadi orangtua yang kemudian membayangkan kejadian tersebut,” tuturnya.

Masih banyak lagi momen-momen penting yang Aiman ungkapkan selama ia bekerja menjadi jurnalis selama 20 tahun, seperti yang disampaikan dalam episode siniar miliknya yang bertajuk “Momen Mengubah Hidup dari Jurnalistik”.

Dengarkan lebih lengkap siniar Aiman Witjaksono yang kini mengudara di Spotify. Selain berbicara seputar pengalaman bekerja, Aiman akan bercerita tentang seluk-beluk kehidupan personalnya hingga apa saja yang melatarbelakanginya sebagai jurnalis.

Ikuti juga siniarnya agar kalian tidak ketinggalan episode-episode terbaru!

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/14/120000465/20-tahun-sebagai-jurnalis-aiman-witjaksono-bicara-momen-penting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke