Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aplikasi yang Ditarik Google karena Curi Data Pribadi, Salah Satunya Aplikasi Doa Muslim

KOMPAS.com - Google mengungkapkan bahwa pihaknya telah menarik lusinan aplikasi dari Google PlayStore karena adanya dugaan software (perangkat lunak) tersebut mengambil data penggunanya secara diam-diam.

Dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (6/4/2022), hal itu diketahui saat suatu kode tertentu dimasukkan dalam aplikasi yang dilakukan oleh pengembang.

Sistem Pengukuran (Measurement System) membayar pengembang di seluruh dunia untuk melakukan hal itu.

Tujuannya untuk mendeteksi aliran pendapatan serta data terperinci tentang basis pengguna mereka.

10 aplikasi yang rentan pencurian data pribadi

Dua peneliti di International Computer Science, Serge Egelman dan Joel Reardon dari University of Calgary, menyatakan bahwa data pengguna bisa dikumpulkan karena adanya kode-kode atau yang dikenal SDK.

Kode tersebut terhubung pada jutaan perangkat Android dan telah ditemukan di beberapa aplikasi doa Muslim yang sudah diunduh lebih dari 10 juta kali.

Tidak hanya aplikasi doa Muslim, aplikasi pendeteksi kemacetan dan kecepatan jalan raya, aplikasi pembacaan kode QR, dan sejumlah aplikasi lainnya juga disebut bisa mencuri data penggunanya.

Berikut 10 nama aplikasi yang dimaksud:

Siapa yang melakukan pencurian data?

Dilansir dari Live Mint, Jumat (8/4/2022), Egelman dan Reardon menyampaikan, mereka menemukan perilaku kode selama pekerjaan audit yang mereka lakukan yakni mencari kerentanan di aplikasi Android.

Diketahui, data-data dari para pengguna 10 aplikasi itu secara diam-diam dikumpulkan oleh perusahaan Panama.

Dua peneliti itu juga mendokumentasikan temuannya tentang kode Sistem Pengukuran dalam laporan yang diterbitkan pada Rabu (6/4/2022).

Dalam postingan tersebut, kedua pria tersebut merinci daftar aplikasi tempat mereka menemukan kode tersebut.

Mereka juga membagikan temuan mereka pada bulan Maret dengan Google, yang memulai penyelidikan sehingga menghasilkan larangan tersebut.

Cara kerja aplikasi mencuri data pengguna

Dari contoh di atas, aplikasi cuaca, pemindai kode QR, dan aplikasi pendeteksi radar jalan raya pun dinilai rentan bisa mencuri data penggunanya.

Menurut temuan Reardon dan Egelman, SDK atau kode tertentu mengumpulkan sejumlah besar data tentang setiap penggunanya, termasuk lokasi yang tepat, pengidentifikasi pribadi seperti email dan nomor telepon serta data tentang komputer dan perangkat seluler terdekat.

Meskipun pialang data konsumen terkadang mengumpulkan data semacam itu, mereka biasanya tidak menyertakan pengenal yang dipersonalisasi seperti alamat email dan nomor telepon, karena dapat melanggar undang-undang privasi data.

SDK Sistem Pengukuran juga dapat mengumpulkan informasi yang disimpan di papan klip telepon, bahkan kata sandi.

Tanggapan Google

Juru Bicara Google, Scott Westover mengatakan, aplikasi yang berisi perangkat lunak Sistem Pengukuran telah dihapus dari Google PlayStore sejak 25 Maret 2022.

Penghapusan itu dilakukan karena mereka mengumpulkan data pengguna di luar aturan yang telah ditetapkan Google.

Westover menambahkan, aplikasi dapat dimasukkan kembali jika perangkat lunak telah dihapus. Kini, beberapa sudah kembali di AppStore.

Namun, tindakan Google ini tidak mengganggu kemampuan Sistem Pengukuran untuk mengumpulkan data dari jutaan ponsel di seluruh dunia, karena perangkat lunaknya sudah diinstal oleh banyak orang.

Terkait aplikasi doa bertema Muslim seperi Al Moazin dan Qibla Compass, Reardon dan Egelman menyampaikan, dua aplikasi ini sudah diunduh setidaknya di 60 juta perangkat seluler dan kemungkin lebih banyak lagi.

Tetapi, Google enggan untuk mengatakan berapa banyak aplikasi yang berisi perangkat lunak tersebut.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/09/180500065/aplikasi-yang-ditarik-google-karena-curi-data-pribadi-salah-satunya

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke