Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Toilet Training, Cara, Waktu dan Manfaatnya

KOMPAS.com - Anak perlu diajari banyak hal dulu hingga bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri, termasuk buang air di toilet.

Melatih anak untuk terbiasa buang air kecil maupun besar di toilet, disebut sebagai toilet training.

Semakin cepat bisa buang air di kamar mandi, maka akan mengurangi pemakaian popok pada anak.

Untuk lebih memahaminya, mari membahas sejumlah hal terkait toilet training.

Kapan toilet training?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak ada waktu pasti kapan toilet training dapat dilakukan.

Yang jelas, untuk memulai latihan ini, orang tua harus mengamati anak-anak mereka. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda, maka toilet training bisa dimulai.

Berikut tanda anak siap melakukan toilet training:

  1. Anak mampu menirukan Anda dan menunjukkan rasa tertarik untuk belajar, misalnya mengikuti ke kamar mandi
  2. Anak mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak
  3. Anak mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak
  4. Anak mampu berjalan dan duduk dengan baik
  5. Anak mampu menyampaikan rasa ingin buang air, baik kecil atau besar
  6. Anak mampu melepas dan mengenakan pakaiannya sendiri

Dikutip dari Kids Health, sebagian besar anak mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut pada usia 18-24 bulan.

Namun, tidak masalah jika tanda-tanda itu baru terlihat melewati usia 24 bulan.

Metode toilet training

Berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk memulai toilet training pada anak:

Lama toilet training

Proses toilet training mungkin akan memakan waktu cukup lama, sekitar 3-6 bulan, hingga akhirnya berhasil.

Namun bisa juga lebih cepat atau lebih lambat dari itu.

Jika Anda memulainya di usia yang terlalu dini, proses toilet training bisa memakan waktu yang lebih lama.

Yang perlu diingat, ketika toilet training sudah berhasil, bukan berarti anak Anda akan langsung mahir untuk selalu buang air di toilet.

Terkadang, ia bisa saja masih akan mengompol atau buang air besar di celana.

Untuk benar-benar bisa membuatnya mahir buang air di toilet, dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Alat bantu toilet training

Untuk melakukan toilet training, sebenarnya orang tua bisa langsung saja membawa dan mendudukkan anak mereka di toilet (jika toilet duduk).

Namun, ada dua alat bantu yang biasa digunakan untuk anak yang sedang belajar buang air di toilet.

1. Standalone

Ini adalah kursi toilet yang di bawahnya terdapat mangkok

Anak dibiarkan duduk di kursi itu, kemudian kencing atau fesesnya akan ditampung pada mangkok yang ada di bawahnya.

Mangkok ini dapat dibersihkan, dengan cara membuang kotoran yang tertampung ke toilet.

2. Toilet anak

Toilet anak adalah lapisan yang dapat diletakkan di atas toilet duduk dewasa.

Namun, ia memiliki lubang yang lebih kecil sesuai dengan ukuran pantatnya, sehingga anak-anak bisa buang air dengan lebih nyaman, tanoa takut terjatuh.

Manfaat toilet training

Ada sejumlah manfaat dari proses latihan ini, berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Mengurangi penggunaan popok sekali pakai
  2. Berkaitan dengan poin sebelumnya, lebih hemat dalam masalah pengeluaran
  3. Mengurangi popok sekali pakai berarti mengurangi sampah sulit terurai
  4. Menghemat energi untuk mencuci pakaian yang kotor akibat terkena air kencing atau feses
  5. Mengajarkan kebiasaan bersih
  6. Menghindari ruam atau infeksi akibat pemakaian popok sekali pakai

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/25/140000765/mengenal-toilet-training-cara-waktu-dan-manfaatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke