Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Hama yang Menyerang Tanaman Terong dan Cara Penanganannya

Selain buahnya bisa dijadikan berbagai macam masakan, tanaman terong juga mudah untuk dibudidayakan.

Tanaman terong mudah tumbuh, tetapi salah satu kendala yang dihadapi adalah serangan hama.

Berikut sejumlah hama yang bisa menyerang tanaman terong dan cara penanganannya:

1. Wereng kapas

Sebagaimana disampaikan pada keterangan yang tertera di aplikasi MyAgri buatan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Kementerian Pertanian, salah satu hama yang bisa menyerang tanaman terong adalah Wereng kapas.

Wereng kapas (Empoasca sp) merupakan hama berukuran sangat kecil dengan gerakan sangat gesit.

Pada tanaman terong, wereng kapas akan mengisap cairan tanaman yang menyebabkan tanaman menjadi lemah.

Adapun gejala tanaman terong yang terkena hama ini adalah munculnya bintik-bintik pada daun terutama pada permukaaan daun bagian atas.

Untuk penanganan, bisa digunakan pestisida sintetik seperti yang berbahan dasar buprofezin.

2. Kutu Kebul

Kutu kebul merupakan serangga berwarna putih dengan sayap jernih dan ukuran sekitar 1-1,5 mm.

Kutu kebul biasanya berkelompok di bawah permukaan daun.

Apabila tubuh kutu kebul tersentuh tanaman atau serangga lain, maka biasanya akan berterbangan, seperti serbuk kabut putih.

Jenis kutu kebul yang biasanya menyerang tanaman terong, yakni Bemisia tabaci dan Trialeurodes vaporariorum.

Kutu kebul mengisap cairan daun dan ekskresinya menghasilkan embun madu yangmana embun madu ini bisa menjadi media kemunculan penyakit embun jelaga.

Kutu kebul ini juga merupakan vector penyakit virus kuning.

Untuk mengusir kutu kebul, bisa dilakukan dengan pestisida alami yang berbahan ekstrak akar tuba, bawang merah, jahe, jahe+bawang putih+cabai, daun papaya.

3. Trips kentang

Hama lain yang bisa menyerang terong adalah trips kentang (Thrips palmi).

Hama ini memiliki ukuran sekitar 0,8 – 0,9 mm.

Nimfa trips tidak bersayap, tetapi pada serangga dewasa bersayap.

Gejala serangan trips adalah adanya warna keperak-perakan di permukaan bawah daun.

Selain itu, daun juga menjadi keriput.

Adapun sejumlah pestisida alami yang bisa digunakan untuk mengusir trips adalah ekstrak bawang merah,bawang putih, biji bengkuang, dan jahe.

4. Ulat grayak

Ulat grayak litura (Spodoptera litura) merupakan ulat dengan tubuh yang terlihat seperti bergaris-garis.

Gejala tanaman terong yang terkena serangan ulat grayak muda adalah daun-daun berlubang dan epidermis bagian atas ditinggalkan.

Namun pada ulat yang dewasa, dia memakan seluruh daun, termasuk tulang daun.

Adapun penanganan pada hama ulat grayak bisa digunakan pestisida alami berbahan ekstrak akar tuba, biji bengkuang, atau biji jarak.

5. Penyakit embun tepung

Penyakit embun tepung yang menyerang tanaman terong disebabkan cendawan Leveillula taurica.

Adapun patogen ini ditularkan melalui angin.

Gejala yang muncul, yakni adanya bercak putih seperti tepung pada permukaan atas dan bawah daun.

Nantinya daun yang diserang menjadi kuning, mati dan gugur.

Adapun pestisida alami yang bisa digunakan untuk mengatasi penyakit ini adalah ekstrak bawang putih.

6. Ulat buah

Melansir dari laman Cybex Pertanian, ulat buah (Helicoverpa armigera) juga bisa menyerang tanaman terong.

Ulat buah bersifat polifag dimana ulat akan menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya.

Sehingga nantinya bentuk buah menjaddi tak normal dan mudah terserang penyakit busuk buah.

Cara penanganannya adalah mengumpulkan dan memusnahkan buah yang terserang.

Lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam serta lakukan sanitasi kebun.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/15/203000365/6-hama-yang-menyerang-tanaman-terong-dan-cara-penanganannya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke