Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Update Corona 6 September: Varian Mu di Amerika | Penghentian Pertandingan Sepak Bola di Brazil

Berdasarkan data dari Worldometers, Senin (6/9/2021) pagi, virus corona SARS-CoV-2 telah menginfeksi sebanyak 221.507.899 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 197.997.466 orang telah dinyatakan sembuh, dan sedikitnya 4.581.062 orang di seluruh dunia meninggal akibat SARS-CoV-2 tersebut.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia:

Melansir laman pemerintah Los Angeles, spesimen ini diurutkan antara 19 Juni dan 21 Agustus 2021, dengan mayoritas spesimen varian Mu diurutkan pada bulan Juli.

Varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021 dan sejak itu dilaporkan di 39 negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi label varian Mu yang merupakan garis keturunan B.1.621, sebagai varian yang diminati pada 30 Agustus 2021.

Varian Mu ditemukan memiliki mutasi kunci yang terkait dengan transmisibilitas yang lebih besar dan potensi untuk menghindari antibodi.

Kendati demikian, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah varian Mu lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan daripada jenis Covid-19 lainnya.

Hingga Senin (6/9/2021) pagi, total kasus Covid-19 di Indonesia tercatat 4.129.020 kasus. Hingga saat ini, masih ada 155.519 kasus aktif di Indonesia.

Dari total kasus tersebut, 3.837.640 di antaranya dinyatakan sembuh. Sementara itu, angka virus corona di Indonesia telah menyebabkan 135.861 kematian.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penurunan angka kematian akibat Covid-19 harus jadi fokus setiap pemerintah daerah.

Wiku mengingatkan, angka kematian akibat Covid-19 pada Agustus lebih tinggi dibandingkan Juli 2021.

"Kita harus berfokus pada penurunan angka kematian. Pada prinsipnya, seluruh kepala daerah wajib mencari tahu penyebab kematian utama di daerahnya dan menghubungkan dengan keadaan kapasitas daerah," ujar Wiku dilansir dari siaran pers di laman covid19.go.id, Jumat (3/9/2021).

Ia menyebutkan, tingginya angka kematian karena tingkat keterisian rumah sakit yang penuh, alat kesehatan yang dibutuhkan tidak tersedia di rumah sakit rujukan, tidak ada tempat isolasi terpusat atau adanya isolasi terpusat yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

Hal itu dilakukan karena kontroversi mengenai protokol kesehatan Covid-19.

Melansir Al Jazeera, Minggu (5/9/2021), pertandingan di Neo Quimica Arena Sao Paulo ini terhenti ketika sekelompok pejabat kesehatan masyarakat Brazil masuk ke lapangan hingga memicu keributan yang melibatkan staf tim dan pemain.

Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) mengatakan, pertandingan telah ditangguhkan, tetapi tidak ada keterangan apakah pertandingan akan dilanjutkan atau dimainkan ulang.

Menurut Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brazil (ANVISA), pemain Liga Premier Giovani Lo Celso, Emiliano Martinez, Emiliano Buendia dan Cristian Romero memberikan informasi palsu saat mereka masuk ke Brazil.

Mereka diduga telah berpergian ke Inggris dalam 14 hari terakhir sebelum kedatangan mereka. Mereka diwajibkan menjalani karantina sebelum beraktivitas di Brazil.

Mengutip BBC, Senin (6/9/2021), Zahawi mengatakan, pertemuan atau kerumunan dalam jumlah besar, terutama di dalam ruangan, mengakibatkan virus Covid-19 lebih menyebar dan menimbulkan lonjakan kasus.

Oleh karena itu, ia menginginkan agar sertifikat vaksin digunakan di tempat-tempat dalam ruangan publik di Inggris pada akhir September 2021.

Mengenai masalah suntikan vaksin Covid-19 untuk anak berusia 12-15 tahun, Zahawi masih menunggu keputusan dan saran dari kepala petugas medis Inggris.

Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) menunda sementara penyuntikan untuk kelompok usia tersebut. Mereka meminta kepala petugas medis untuk mempertimbangkan implikasi yang lebih luas, termasuk tingkat penularan dan risiko di sekolah.

Melansir Korea Herald, Minggu (5/9/2021), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan, sekitar 58 persen dari 52 juta penduduk negara itu sudah mendapat dosis pertama vaksin Covid-19.

Sementara, sebanyak 17,7 juta atau 34,6 persen dari total populasi, telah divaksinasi penuh sejak inokulasi dimulai pada 26 Februari 2021.

Pemerintah menargetkan memvaksinasi setidaknya 36 juta, atau 70 persen dari total populasi, pada liburan Chuseok, yang jatuh pada 20-22 September tahun ini. Tujuannya, untuk menciptakan kekebalan kelompok pada November 2021.

Kendati demikian, kasus harian di Korea Selatan masih di atas 1.000 selama dua bulan terakhir.

Otoritas kesehatan memperpanjang langkah penanganan ke level 4 di wilayah metropolitan Seoul, hingga 3 Oktober 2021.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/06/094500265/update-corona-6-september--varian-mu-di-amerika-penghentian-pertandingan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke