Desain Poster UI Sambut Mahasiswa Baru, Dicibir tapi Jadi Tren

KOMPAS.com – Belakangan netizen media sosial diramaikan dengan hadirnya desain poster sambut Mahasiswa Baru Universitas Indonesia (UI) yang dianggap ‘nggak banget’.

Desain UI sendiri memperlihatkan 8 mahasiswa UI menggunakan alamameter berwarna kuning dengan background desain di antara awan.

Adapun tulisan dalam poster tersebut adalah “Selamat Datang Mahasiswa Baru Jalur SBMPTN 2021”.

Sejumlah komentar mencibir sempat muncul terkait desain poster UI tersebut.

“Ni ngajak ke kampus apa akhirat” komentar akun @duadlmension.

“Anjir sekelas UI masa gini designnya” tulis akun @txtdarigajelas.

“Berikut beberapa hal yang bisa di tingkatin menurutku. 1. Cutting rambut yang masih belum rapi. 2. Tone antara para mahasiswanya belum rata, ada yang terllau kuning, terlalu biru, terlalu gelap, terlalu keras kontrasnya. 3. Pose nya tidak seragam, ada yang ketawa, dan miring.” Tulis akun @yogoaditomo.

Sejumlah netizen juga terpantau mengedit ulang poster tersebut menjadi meme.

Hingga kini, poster UI yang diunggah dalam akun media sosial tersebut disukai lebih dari 18,7 ribu kali, dan dibagikan ulang lebih dari 8 ribu kali.

Menjadi tren

Usai viral, dan banyak mendapat cibiran netizen, desain poster UI justru menjadi tren belakangan.

Sejumlah kementrian bahkan membuat desain manusia di antara awan ala UI di media sosialnya.

Salah satunya adalah yang dilakukan Kementerian Kominfo dalam unggahannya saat mengumumkan mengenai adanya beasiswa pelatihan bagi ASN.

Dalam pengumuman tersebut akun Kominfo terlihat mengunggah foto 5 orang dengan background di atas awan.

Hingga kini postinngan tersebut telah disukai lebih dari 12 ribu kali.

“Wow jadi tren design 2021,” komentar akun @risdiyananilam.

“UI perfect Emang model poster ini out of the box,” tulis akun @mfahrulical.

Tak hanya Kemenkominfo, akun kementerian lain yakni Kemenaker juga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menggunakan konsep yang sama dengan latar belakang langit.

Selain akun kementerian, akun Grab Indonesia @GrabID juga ikut membuat poster dengan background awan ala UI.

Adapun Grab menampilkan 7 orang dalam posternya dan satu orang yang masih tanda tanya.

Grab menggunakan poster tersebut untuk mengiklankan lowongan pekerjaan di perusahaan itu sebagai admin Twitter.

Dalam postingan tersebut terpantau, akun UI ikut memberikan komentarnya.

“Permisi boleh apply Min?” tulis akun Twitter UI @univ_indonesia.

Flip mengunggah desain poster tersebut dalam rangka mengumumkan lowongan pekerjaanya.

Strategi UI

Terkait dengan viralnya poster UI, Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Amelita Lusia menjelaskan desain poster UI yang viral di media sosial memang sengaja dibuat tak lazim sebagai sarana strategi komunikasi.

"Selama ini, postingan di medsosnya UI memang sudah ada pakemnya, sudah ada template, style-nya, kemudian style-nya bagi sebagian orang terlalu mainstream. Nah, ketika keluar (dari pakem) seperti ini, jadi ramai," ungkap Amelita dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Pihaknya juga menegaskan desain tersebut dibuat dengan serius.

"Justru, untuk hal yang dianggap bagi sebagian orang tidak serius, kami melakukannya dengan serius, dengan riset," lanjutnya.

Menurutnya selain riset tim humas UI juga telah melakukan rapat internal humas sebelum akhirnya disepakati desain itu menjadi konten resmi dan menyingkirkan ide-ide desain lainnya.

Menurutnya terdapat sejumlah pertimbangan dalam meluncurkan poster dengan desain demikian yang baru pertama kali diluncurkan UI.

Salah satu pertimbangan tersebut adalah target audience yangmana mahasiswa generasi Z terbiasa dengan kultur internet salah satunya meme.

Ia mengatakan supaya lebih berkesan dan penyambutan meriah maka riset dilakukan.

"Ini bisa dibedah lebih jauh memang, dari segi komunikasi humas barangkali seperti ini, dari marketing seperti ini. Ini out of the box, walaupun bagi sebagian orang mengagetkan. Kita mengetes juga, ternyata orang memperhatikan UI. Itu semua di tim kami memang sudah rapat. Mahasiswa sekarang memang berbeda cara mereka mengonsumsi konten," jelas dia.