Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai Masker Wajah dari Yoghurt dan Bisa Dimakan, Ini Kata Dokter

KOMPAS.com - Ramai di media sosial, orang-orang ramai menggunakan yoghurt untuk dijadikan masker wajah.

Masker ini tak hanya untuk pelapis muka, tetapi ternyata juga bisa diicip atau dimakan.

Seperti yang ditwit oleh akun @yourbaeutybase pada 18 Maret lalu. "{Mu} ini serius bisa? jangan s-a-l-t-y ya," tulis akun @yourbaeutybase.

Begitu juga unggahan video yang banyak diunggah oleh pengguna di media sosial TikTok.

Hati-hati penggunaannya

Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ismiralda Oke Putranti mengatakan, produk susu dipercaya mengandung bahan aktif.

Bahan aktif ini dapat membantu menjaga kelembapan dan kulit yang bersih dan cerah.

"Dalam produk susu ada kandungan lactic acid dan alfa hydroxy acid (AHA) yang dapat membantu mengangkat sel kulit mati, merangsang pertumbuhan kulit baru yang lebih baik dan sehat," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/3/2021).

Menurutnya, produk susu cukup efektif untuk peremajaan kulit, anti wrinkle, dan jerawat. Ia juga membantu penyembuhan atau bekas luka, serta meratakan warna kulit.

Namun, meski terdapat banyak manfaat, penggunaan produk susu yang diaplikasikan di wajah dengan tujuan melembabkan atau mencerahkan masih sedikit sekali dan kurang sahih.

Dokter spesialis kulit dan dosen FK Universitas Mataram  mengatakan, penggunaan produk susu ini cenderung kepada efek plasebo atau efek segar saja.

Lantaran berbahan dari yoghurt, Dedi menggolongkan masker yoghurt ini sebagai produk do it yourself atau produk racikan rumahan.

"Boleh saja menggunakan, tapi mesti hati-hati, karena vehikulum atau zat pembawa produk yoghurt atau susu untuk makanan dan untuk dioleskan itu berbeda," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/3/2021).

Selain itu, kandungan susu atau yoghurt terdiri dari asam dan derajat keasaman yang berbeda atau tidak kompatible dengan pH kulit, yang cenderung bisa membuat iritasi.

Anjuran pemakaian

Sementara itu, Oke mengungkapkan bahwa masker yoghurt secara umum dapat digunakan maksimal seminggu sekali.

Sebab, kandungan masker yoghurt bersifat eksfoliatif.

"Jika terlalu sering menggunakan masker, cenderung merusak lapisan kulit, jadi lebih sensitif, dan lebih mudah iritasi," ujar Oke.

Kemudian, Dedi menambahkan bahwa penggunaan masker perlu diperhatikan juga karena mengandung asam laktat.

Adapun peran asam laktat seperti halnya AHA lainnya, secara umum untuk meremajakan kulit, merangsang pembentukan kolagen dengan mengeksfoliasi atau mengangkat sel kulit mati.

"Bagus memang efeknya, tapi hati-hati pada efek samping iritasi dan alergi. Tapi karena mengandung asam laktat, kurang pas digunakan pada kasus wajah berjerawat," ujar Dedi.

Bisakah dimakan?

Soal penggunaan yoghurt untuk bahan masker wajah dan tetap dimakan, Oke mengatakan, memang hal itu bisa dilakukan.

Ia menjelaskan, apabila yoghurt tersebut sediaannya sudah dibuat khusus untuk masker dan tidak untuk dikonsumsi, artinya jangan mencoba-coba untuk mengonsumsi bahan tersebut.

"Kalau tidak yakin seudah pasti kemungkinan bisa menimbulkan risiko gangguan saluran cerna minimal," lanjut dia.

Namun, ada juga hal yang perlu diperhatikan dalam konten masker wajah yang terbuat dari yoghurt itu.

Oke mengatakan, jika kebetulan masalah kulitnya baik-baik saja, maka tidak apa-apa untuk menggunakan masker.

Namun, jika kondisi kulit sedang sensitif dan diberi masker yoghurt, maka bisa membuat kulit menjadi berantakan.

"Kalau sudah dipakai di wajah, yoghurt itu akan mengalami reaksi kimia oksidasi, sehingga bisa mengangkat kulit mati dan lainnya," ucap Oke.

Oke pun mengimbau masyarakat cerdas dalam memilih konten dan tidak semata-mata tergiur tips merawat wajah.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/20/201500765/ramai-masker-wajah-dari-yoghurt-dan-bisa-dimakan-ini-kata-dokter

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke