Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Mutasi Baru Virus Corona N439K yang Diwaspadai Menyebar di Indonesia

KOMPAS. com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau agar Indonesia mewaspadai mutasi baru virus corona N439K.

Ketua IDI Daeng M Faqih mengatakan, pemerintah belum lama ini mengumumkan varian B.1.1.7, ternyata terdapat mutasi baru yang berkembang ditemukan di Inggris, yakni N439K.

Mutasi ini dikatakan Daeng, lebih "pintar" dibandingkan dengan virus corona yang ada sebelumnya.

"Varian N439K ini yang sudah lebih di 30 negara ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," kata Daeng, dikutip dari Kompas.com, Kamis (11/3/2021).

Lantas, seperti apa fakta-fakta dari varian baru virus corona N439K ini? Simak selengkapnya:

Apa itu N439K

Mutasi baru virus corona N439K pertama kali ditemukan di Skotlandia pada Maret 2020.

Sejak saat itu garis keturunan kedua B.1.258 telah muncul di negara-negara Eropa lain secara independen.

N439K adalah mutasi yang terjadi pada protein spike virus corona yang penyebarannya mirip dengan virus liar.

Penularan

Melansir EurekAlert, Kamis (28/1/2021), peneliti menemukan virus yang membawa mutasi ini sangat tinggi tingkat virulensinya, termasuk kemampuannya menyebar.

Mutasi ini juga mampu mengikat reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) dengan lebih kuat.

Melansir News Medical, mutasi N439K ini disebut lebih menular dari strain aslinya, karena adanya ikatan ACE2 yang lebih kuat.

Sejak pertama kali ditemukan pada Maret 2020, hingga Januari 2021, N439K sudah menyebar di lebih dari 30 negara dunia, tidak hanya di Eropa.

Resistensi

Mutasi N439K diketahui resisten terhadap antibodi pada sekelompok individu.

Ia juga diketahui resisten terhadap banyak antibodi monoklonal sebagai penetralisir.

"Ini berarti virus memiliki banyak cara mengubah domain imunodominan untuk menghindari kekebalan sekaligus mempertahankan kemampuan menginfeksi dan menyebabkan penyakit," kata Direktur Senior Biologi Struktural di Vir Biotechnology Gyorgy Snell.

Mutasi virus ini juga menolak netralisasi dengan terapi klinis yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk penggunaan darurat sebagai bagian dari campuran dua antibodi.

"Virus berkembang di berbagai bidang untuk mencoba menghindari respons antibodi," tambah dia.

Bisakah ditangkal vaksin?

Melihat resistensi mutasi baru ini, para peneliti menyarankan agar dunia mempertimbangkan bagaimana efektivitas vaksin yang telah dikembangkan ke depannya.

Apakah antibodi yang terbentuk akibat vaksin itu masih akan relevan dengan varian-varian baru yang akan muncul di kemudian hari, termasuk N439K ini.

Salah satu hal yang bisa diupayakan adalah dengan mengembangkan vaksin yang  menghasilkan antibodi yang dapat menyasar keberadaan mutasi baru ini di dalam tubuh.

Menurut para peneliti, salah satu rintangan terbesar dalam mempelajari varian adalah masih terbatasnya proses sequencing genom virus yang saat ini dilakukan di seluruh dunia.

"Ini menggarisbawahi perlunya pengawasan yang lebih luas, pemahanan secara rinci terkait mekanisme molekuler dari mutasi, dan pengembangan terapi untuk meningkatkan resistensi terhadap varian yang ada saat ini, dan yang akan muncul di masa depan," tutur Snell.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/12/170000465/fakta-mutasi-baru-virus-corona-n439k-yang-diwaspadai-menyebar-di-indonesia

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke