Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Dokter di Palembang Meninggal Dunia gara-gara Vaksin Covid-19

KOMPAS.com - Di media sosial, tersebar informasi yang menyebut seorang dokter di Palembang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19.

Informasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun media sosial.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Setelah ditelusuri, ada beberapa akun media sosial Facebook yang menyebarkan narasi seorang dokter di Palembang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19.

Salah satunya, yakni akun Facebook Ipul.

Berikut narasinya:

"dokter aja mati gara2 vaksin.yg mau mati di vaksin silahkan patuhi aturan untuk di vaksin..klo dosa msih bnyk mnding jgn d vaksin.biar bisA tobat dulu.wkwk," tulis dia pada 25 Januari 2021.

Dalam unggahannya, Ipul juga mengunggah tangkapan layar artikel pemberitaan dengan judul "Innalillahi Dokter Zamhari Farzal Meninggal Habis Disuntik Vaksin Covid-19".

Berikutnya, akun Facebook lain yang menyebarkan informasi serupa, yakni M Abimanyu Permana Albantaini.

"naahhh loh kann kejadian lagii..
ayokk siapa yang mau divaksin biar cepet mati...??
harus nya jokowi yang divaksin didepan masyarakat indonesia..
jangan suntik nya diposyanduu..,
punya presiden gak ad wibawa cuma bikin rusuh bikin gempar isu2 hoak..," tulisnya pada 25 Januari 2021.

Serupa dengan akun Facebook Ipul, M Abimanyu Permana Albantaini juga mengunggah tangkapan layar pemberitaan yang sama.

Terlihat, dalam tangkapan layar pemberitaan tersebut tertulis seperti ini:

"Dokter di Palembang Ditemukan tewas di dalam mobilnya, diketahui dokter usai divaksin Covid 19. Ini penjelasan forensik".

Lantas, benarkah ada seorang dokter di Palembang yang meninggal dunia gara-gara vaksin Covid-19?


Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut seorang dokter di Palembang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19 adalah tidak benar alias hoaks.

Penegasan itu datang dari pemberitaan Kompas TV berjudul "Polisi Pastikan Penyebab Kematian Dokter Di Palembang" yang tayang pada Selasa (26/1/2021).

Diberitakan, Polda Sumatera Selatan memastikan penyebab kematian dokter yang jenazahnya ditemukan dalam minibus, karena serangan jantung, bukan karena vaksin Covid-19.

Hal itu setelah melalui serangkaian pemeriksaan di Rumah Sakit Polri M Hasan Palembang, pada jenazah dan keterangan saksi di lokasi ditemukannya jenazah dan keluarga almarhum.

Polda Sumatera Selatan (Sumsel) menerangkan, dokter Jamhari Farzal yang ditemukan meninggal di dalam mobilnya meninggal dunia karena serangan jantung yang dideritanya.

Sebab, saat pertama ditemukan meninggal, almarhum dalam posisi miring ke sebelah kiri dan tangan kanan memegang dada sebelah kiri.

Polisi juga menemukan obat penderita sakit jantung di dalam mobil almarhum.

Polisi juga menerangkan, almarhum memang menjalani vaksinisasi Covid-19 di salah satu Puskesmas di Palembang.

Namun sudah melalui serangkain tes fisik dan dinyatakan bisa mengikuti vaksinisasi.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Palembang juga menegaskan bahwa kematian dokter itu tidak ada hubungannya dengan pemberian vaksin corona.

Pihaknya pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap mendukung upaya vaksinasi corona guna memutus mata rantai Covid-19.

Kesimpulan

Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut seorang dokter di Palembang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19 adalah tidak benar alias hoaks.

Faktanya, dokter di Palembang tersebut meninggal dunia karena serangan jantung.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/27/105000965/-hoaks-dokter-di-palembang-meninggal-dunia-gara-gara-vaksin-covid-19

Terkini Lainnya

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke